Pemisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap (Hadits Riwayat Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang manusia terlahir kecuali dia lahir atas fitrah (kertas yang belum ditulis apa pun/masih putih). Maka kedua orangtuanya yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi (Hadits Riwayat Abu Hurairah ra). Â Â Â
Riset Bruce Lipton mengenai programming memberi bukti kuat hadist di atas. Bahwa lingkungan dan orangtua sangat menentukan masa depan seorang anak. Programming memberikan jawaban pula mengapa masih banyak masyarakat Indonesia yang miskin. Bahkan, hingga usia kemerdekaan RI mencapai 74 tahun, upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia masih berjalan tertatih dan tidak kunjung tuntas.
Pemerintah memang telah mengklaim terjadi penurunan jumlah penduduk miskin secara signifikan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada September 2014 jumlah penduduk miskin 27, 73 juta dengan persentase penduduk miskin 10,96%. Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin tinggal 25,14 juta dengan persentase penduduk miskin 9,41%. Â
Selama lima tahun terakhir, saya bermukim di kawasan Kali Code Yogyakarta. Â Di kawasan ini, sebagian masyarakat bisa disebut miskin dan sebagian lagi belum sejahtera. Tidak sulit untuk saya temukan warga yang tidak layak huni.
Sebagian masyarakat cenderung memiliki persepsi negatif terhadap warga yang mendapat label pendatang. Walaupun 'warga pendatang' tersebut hanya anak kos seperti saya; kecurigaan tetap timbul.
Fenomena tersebut tidak bisa diabaikan. Kemiskinan atau ketidaksejahteraan menjadi benih-benih dosa dan perpecahan antar sesama saudara sebangsa dan setanah air.Â
Inisiatif masyarakat untuk melakukan pembangunan/pemberdayaan mandiri cenderung masih rendah. Masyarakat pun rentan bersikap nrimo (mudah pasrah) yang mengukuhkan terdapatnya poor mindset dalam masyarakat Indonesia.Â