Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Go Halal Menuju Go Global

21 Februari 2019   23:33 Diperbarui: 21 Februari 2019   23:59 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini bisa kita cermati dari perkembangan Gudeg-Bakpia 'Rahayu'. Stand ini merupakan salah satu stand yang menyajikan masakan yang dimasak di tempat. Salah seorang karyawan industri kuliner Gudeg-Bakpia 'Rahayu', Ratna (33 tahun), menyatakan bahwa omset telah melewati angka satu juta per hari. Karyawan hanya 12 orang. Tetapi, mereka senang bekerja dan puas dengan gaji yang diperoleh.

Gudeg Rahayu. Foto: dokumentasi penulis.
Gudeg Rahayu. Foto: dokumentasi penulis.
Bakpia Rahayu. Foto: dokumentasi penulis.
Bakpia Rahayu. Foto: dokumentasi penulis.
Selain industri yang telah dikelola selama satu tahun atau lebih, terdapat pula usaha kuliner yang baru dirintis pada momen Jogja Halal Food Expo 2019, yaitu: Warkop Opsel. Usaha kuliner ini masih terbilang baru. Tetapi, semangat yang berkilau dari mata salah seorang pengelolanya, Ovi (19 tahun), memperlihatkan bahwa Warkop Opsel memiliki masa depan yang cerah.         

Salah seorang pengunjung Warkop Opsel. Foto: dokumentasi penulis.
Salah seorang pengunjung Warkop Opsel. Foto: dokumentasi penulis.
Ovi (19 tahun) duduk di tengah. Foto: dokumentasi penulis.
Ovi (19 tahun) duduk di tengah. Foto: dokumentasi penulis.
Meskipun stand ataupun industri kuliner Jogja Halal Food Expo 2019 dikelola perempuan dan 'bersifat rumahan', terdapat pula industri yang telah dikelola lelaki dan dijalankan secara profesional. Hal ini terlihat dari CV.TAMTO MANDIRI pengasil produk susu kambing etawa "Kolostrum". 

Berdasarkan keterangan Syahid (26 tahun) dan Andiko (18 tahun) yang menjaga stand, produk susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI telah didistribusikan nyaris ke seluruh pelosok Indonesia. Karyawan memperoleh gaji sesuai UMR Yogyakarta. Berkat sertifikat halal, produk susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI bisa menembus pasar Nasional.     

Syahid dan Andiko. Foto: dokumentasi penulis.
Syahid dan Andiko. Foto: dokumentasi penulis.
Keberhasilan CV. TAMTO MANDIRI tidak lepas dari binaan Bank Indonesia. Selain memberi bantuan dana, Bank Indonesia mengakomodasi pendampingan dari tenaga ahli, sehingga industri produk susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI bisa dikelola sesuai standar perusahaan dan membangunkan kemandirian ekonomi di kalangan masyarakat lokal.

Susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI. Foto: dokumentasi penulis.
Susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI. Foto: dokumentasi penulis.
Semoga Bank Indonesia atau lembaga-lembaga lain (investor) bersedia mengakomodasi dan memberikan pendampingan bagi industri kuliner yang baru berkembang. Di Jogja Halal Food Expo 2019 tersebar banyak entrepreneur yang layak untuk diberi kepercayaan dalam mengembangkan ekonomi mandiri. Produk mereka bisa saja masih sederhana, tetapi semangat mereka dalam berinovasi menyala dan berkilau dari sorot mata mereka.

Jogja Halal Food Expo 2019. Foto: dokumentasi penulis.
Jogja Halal Food Expo 2019. Foto: dokumentasi penulis.
Jogja Halal Food Expo 2019. Foto: dokumentasi penulis.
Jogja Halal Food Expo 2019. Foto: dokumentasi penulis.
Sayangnya, Jogja Halal Food Expo 2019 sepi pengunjung. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya promosi. Publikasi informasi mengenai penyelenggaraan pameran ini. Akibatnya, pameran industri kuliner ini terkesan mendadak dan tidak diketahui publik.

Semoga Jogja Halal Food Expo 2019 kembali diselenggarakan di Yogyakarta dengan didukung promosi yang memadai, termasuk promosi yang gencar melalui media sosial. Agar gaung Jogja Halal Food Expo mendunia. Dengan demikian, produk halal dari Yogyakarta lebih dikenal masyarakat luas.  Para entrepreneur pegiat UKM berpotensi besar memperoleh relasi, investor, bantuan dana beserta pendampingan, dan distribusi yang melebar ke dunia internasional. Dengan demikian, Go Halal tidak lagi mengantarkan produk menjadi Go Nasional, tetapi juga menjadi jembatan produk kuliner Yogyakarta menuju Go Global!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun