Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belajar Sukses dari Jokowi

15 Januari 2019   23:20 Diperbarui: 15 Januari 2019   23:34 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi menjenguk Ustadz Arifin Ilham. Sumber: seleb.tempo.co

Disiplin merupakan kebiasaan yang wajib untuk dikembangkan untuk mewujudkan kesuksesan. Tanpa disiplin yang kuat, kita akan sulit untuk mewujudkan impian atau tujuan hidup yang menjadi visi dan misi kita. 

Apalagi kita berada di abad teknologi yang memuntahkan banjir informasi setiap hari, sehingga fokus kita sangat rentan mengalami distraksi. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dikutip Jack Canfield dan Mark Viktor, setiap hari otak manusia dipenuhi 60.000 pikiran. Bisa kita bayangkan bahwa fokus merupakan sesutu yang tidak mudah.

Jokowi menyerukan pentingnya disiplin saat memberi pengarahan di kuliah umum Akademi Bela Negara NasDem (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jokowi menyerukan pentingnya disiplin saat memberi pengarahan di kuliah umum Akademi Bela Negara NasDem (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jokowi merupakan salah seorang negarawan yang disiplin dan berupaya untuk menjadikan disiplin sebagai budaya kolektif di Indonesia. Salah satu yang sangat penting untuk kita teladani dari Jokowi adalah disiplin pikiran. Hujatan dan penghinaan tidak membuat Jokowi gentar dalam mewujudkan visi dan misi-nya untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat.              

Keenam, terus belajar dan mengembangkan diri   

Orang yang sukses tidak akan pernah puas dengan pencapaian yang telah diraihnya. Hal ini tidak berarti ketiadaan rasa syukur, melainkan hakikat kehidupan yang terus mengalami perubahan. Bila kita ingin terus mengalami peningkatan kualitas hidup, maka kita harus tumbuh dan berkembang ke arah yang progresif. Untuk itu, kita perlu terus belajar dan mengembangkan diri.  

Meskipun telah menjadi Presiden dengan tingkat kesibukan yang sangat tinggi, Jokowi tetap menyempatkan diri untuk mempelajari hal-hal baru dan mengembangkan diri. Jokowi belajar e-sport jenis mobile legends, bahasa isyarat untuk Asian Paragames 2018, belajar menjaga ego dari paduan suara gereja, belajar bahasa Toraja, belajar tata krama politik dari Gusdur, dan masih banyak hal-hal baru yang dipelajari Jokowi


Mempelajari hal-hal baru yang positif akan membantu kita untuk terus meremajakan otak, mengembangkan kreativitas, dan mencegah kepikunan. Bila terus belajar dan tidak lelah mengembangkan diri, kita akan menjadi pribadi yang optimis dan selalu terobsesi pada solusi atas seluruh permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan.        

Ketujuh, keluar dari zona nyaman

Bila ingin mencapai puncak kesuksesan, kita harus berusaha untuk keluar dari zona aman. Tanpa keluar dari zona aman, hidup kita bisa disebut terhenti. Bagaikan tumbuhan, manusia yang tidak keluar dari zona nyaman berarti 'mati'. Orang-orang yang mempertahankan atau senang berada di zona nyaman akan mengalami kemunduran produktivitas, menurunnya etos kerja, dan matinya kreativitas.

Sebagai negarawan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan politik secara konvensional, Jokowi benar-benar sosok yang menerobos zona nyaman dengan cara yang luat biasa. Seandainya Jokowi mempertahankan zona nyaman, ia tentu tidak akan menjadi sasaran bully dan pencemaran nama baik. Sebab, tanpa menjadi Presiden pun Jokowi telah memiliki kehidupan yang mapan sebagai pengusaha mebel kayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun