Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belajar Sukses dari Jokowi

15 Januari 2019   23:20 Diperbarui: 15 Januari 2019   23:34 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan-perempuan tangguh yang tergabung dalam Balad Jokowi. Sumber: http://wartajatim.com

Bila berjumpa dengan oknum-oknum yang tersebut, Jokowi tidak memperlihatkan sikap reaktif atau emosional. Ketika oknum-oknum tersebut menderita sakit, ia pun menjenguk dan mendoakan kesembuhan.  

Jokowi menjenguk Ustadz Arifin Ilham. Sumber: seleb.tempo.co
Jokowi menjenguk Ustadz Arifin Ilham. Sumber: seleb.tempo.co
Jokowi mengajarkan kita untuk fokus pada tujuan progresif. Selama kita masih terikat pada impian yang menjadi visi kita dan mengabaikan segala bentuk distraksi. Hal inilah yang menjadi kebiasaan orang sukses.

Keempat, hobi membac

Membaca merupakan salah satu kebiasaan orang sukses. Hobi membaca membantu kita untuk mengolah dan melatih imajinasi. Jika kita terbiasa mengolah dan mengembangkan imajinasi, kita  bisa membayangkan tujuan yang akan diraih dan cara untuk meraih tujuan tersebut. Berkat imajinasi yang terlatih ke arah yang positif, tidak hanya akan sekadar survive, tetapi juga mampu mewujudkan impian menjadi kenyataan. 

Yang terpenting ketika membaca adalah 'kualitas membaca', bukan 'kualitas literatur' yang kita baca. Bila kualitas membaca kita bagus, membaca komik pun bisa menuntun kita untuk mengembangkan imajinasi.

Jokowi merupakan salah seorang figur negarawan dengan kualitas baca yang sangat bagus. Salah satu literatur yang dibaca Jokowi sejak muda adalah Doraemon. Banyak yang menghina Jokowi karena membaca Doraemon. Hanya segelintir yang mampu menilai bahwa upaya penghinaan tersebut hanya menunjukkan kebodohan pelaku penghina.

Jokowi membaca di sela-sela kesibukannya. Sumber: m.brilio.net
Jokowi membaca di sela-sela kesibukannya. Sumber: m.brilio.net
Pertemuan Presiden Jokowi dan Menlu AS John Kerry dalam pelantikan Jokowi sebagai Presiden. Pelantikan ini 'diksaksikan' Doraemon. Sumber: m.dreamers.id
Pertemuan Presiden Jokowi dan Menlu AS John Kerry dalam pelantikan Jokowi sebagai Presiden. Pelantikan ini 'diksaksikan' Doraemon. Sumber: m.dreamers.id
Salah satu tokoh komik yang dibaca Jokowi, Doraemon, di Istana Merdeka yang 'hadir' dalam pelantikan Jokowi. Sumber: m.dreamers.id
Salah satu tokoh komik yang dibaca Jokowi, Doraemon, di Istana Merdeka yang 'hadir' dalam pelantikan Jokowi. Sumber: m.dreamers.id
Doraemon bukanlah komik biasa. Pada Doraemon tersimpan visi bangsa Jepang yang terfokus pada teknologi.  Dulu, kita hanya menyaksikan 'kantong ajaib' sebagai media serbaguna yang bisa memberikan semua keinginan kita. 

Berkat teknologi digital, kita bisa dengan mudah memiliki perangkat yang dengan fungsi yang identik dengan 'kantong ajaib' milik Doraemon berupa smartphone dan berbagai gadget. Jepang merupakan salah satu negara penghasil gadget tersebut.        

Tentunya, kita perlu memilih bahan bacaan. Literatur yang mutakhir tidak menjamin imajinasi berkembang ke arah yang progresif. Bila tidak selektif memilih bahan bacaan, kita rentan menjadi pesimis dan depresi, sebagaimana dampak yang ditimbulkan membaca novel Ghost Fleet. Berdasarkan novel karya PW Singer dan August Cole yang diterbitkan tahun 2015 ini; Indonesia akan bubar tahun 2030. Akibat kualitas baca yang masih rendah, sebagian pembaca meyakini bahwa Indonesia memang akan bubar pada 2030. Mereka menjadi pesimis dan menyebarkan ketakutan 'bubarnya Indonesia'.

Seorang pembaca akan 'menjadi' seperti buku yang dibacanya. Literatur yang pesimis akan menuntunnya untuk mengembangkan imajinasi ke arah yang pesimis. Demikian pula sebaliknya. Bila belum bisa selektif dalam memilih literatur yang akan dibaca, maka pilihlah literatur yang ringan dibaca tetapi tetap berkualitas sebagaimana komik Doraemon.     

Kelima, disiplin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun