Sementara itu, dalam kesempatan yang sama,GKR Hayu turut membagikan pesan bagi pengguna DCS. Agar yang menggunakan, merawat DCS dengan baik. Jangan disalahgunakan. Jangan dipakai untuk membuat fake news, hoax, dan segala macam hal yang negatif, karena tempat ini adanya untuk hal yang positif.
Dengan adanya pesan GKR Hayu, semakin kukuhlah indikasi DCS didirikan, yaitu untuk merealisasikan Jogja Smart Province dan mewujudkan Yogyakarta sebagai City of Tolerance.  Dokumentasi persesmian DCS dapat Anda saksikan melalui video berikut.Â
Inklusif dan Aksesibel
Pembangunan DCS telah dipersiapkan secara matang. Secara umum, ruangan DCS terbagi atas tiga kategori, yaitu (1) ruang mutimedia yang terdiri dari ruang komputer dan studio; (2) outdoor space; (3) ruang kelas yang digabung dengan ruang diskusi. Keamanan pun cukup terjaga. Bila mengalami tindakan diskriminasi, para penyandang difabel dapat langsung melaporkan pada pihak keamanan. Kualitas disain, teknologi dan arsitektur bangunan DCS telah setara dengan standar internasional. Bila Anda memasuki DCS, Anda bisa merasakan atmosfer yang sama ketika Anda memasuki ruang kuliah atau perkantoran di lembaga pendidikan terkenal, seperti perpustakaan pusat Universitas Gadjah Mada.
Untuk menggunakan DCS, para penyandang difabel hanya perlu mendaftar sebagai anggota dengan syarat administrasi yang tidak ruwet. Selanjutnya, penyandang difabel dapat membentuk tim kerja atau individu. Durasi waktu atau jenis ruang yang digunakan sesuai dengan paket yang telah dibayar. Paket bisa bersifat mingguan, bulanan, atau tahunan. Biaya paket relatif murah dan sangat terjangkau. Bahkan, mahasiswa atau pelajar pun bisa menggunakannya untuk sekadar mengerjakan tugas kelompok. Â Â Â Â Â Â Â
Multiple-intellegences Penyandang Difabel  Â
Â
Difabel merupakan akronim dari different able people, yang berarti seseorang yang memiliki kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti dapat dipahami bahwa sebenarnya semua orang adalah difabel, dikarenakan semua orang memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lainnya. Sayang, istilah tersebut tidak banyak dipahami orang. Istilah difabel hanya digunakan sebagai pengganti istilah sebelumnya yaitu 'cacat' yang dirasa tidak menghargai adanya kemampuan yang berbeda dari kebanyakan orang atau anak (Rosavita, 2016). Â Â