Mohon tunggu...
Sulfiudi Hasan
Sulfiudi Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - MataPencil

Penikmat sastra

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Covid-19 dan Berbagai Perspektif di Kalangan Masyarakat Indonesia

16 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 16 Februari 2021   10:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 masih menjadi momok yang meresahkan di berbagai kalangan masyarakat indonesia maupun masyarakat dunia. hingga saat ini secara kumulatif kasus di indonesia  tercatat sebanyak 1,22 juta kasus yang terinfeksi, 1,03 juta yang dinyatakan sembuh dan 33.183 kasus yang dinyatakan meninggal dunia, ( baca  Sumber: Wikipedia, JHU CSSE COVID-19 Data ). 

Keresahan ini tentu membuat masyarakat senantiasa bertanya. 

" Kapan pandemi ini akan segerah berakhir ? ".

"apakah pandemi covid-19 ini merupakan konspirasi elit global? ".

dan berbagai macam pertanyaan liar yang sering kita dengar di tengah masyarakat kita. 

Catatan sederhana ini, ingin saya sampaikan dalam sebuah pandangan epidemilogi yang tentunya masyarakat awam belum mengetahui secara persis bahwa apa dan bagaimana untuk memahami aspek epidemiologi penyakit menular seperti sebaran covid-19 yang virulensinya begitu cepat dan memakan korban manusia yang sangat banyak. 

Analisis Epidemiologi 

secara epidemiologist, dapat kita lihat bahwa penyebaran penyakit ini mencakup tiga hal utama yang mesti kita ketahui bersama. pertama (1). penyebaranya melalui orang ke orang : maka siapa yang bisa mampu menghentikan aktivitas keseharian orang-orang yang bergerak mencari rejeki di bumi ALLAH ini, Sehingga pemerintah selalu mengedukasi kepada masyarakat agar selalu melakukan kegiatan pencegahan dengan cara mencuci tangan, menjaga jarak dan gunakan masker. karena sifat dan perilaku virus ini menempal pada tubuh manusia bila sedang terinfeksi karena terkontak antara manusia satu dengan manusia lainnya secara sdar maupun tidak sadar. 

yang kedua (2) tempat. yang dimaksud tempat adalah suatu daerah dimana orang-orang yang terinfeksi maupun yang belum erinfeksi berada dan menetap manusia melakukan aktifitas yang sangat sering. contohnya rumah, kantor dan kegiatan yang memicu manusia sering berkerumun untuk suatu aktivitas berkala seperti pesta perkawinan dan semacamnya. sebab keadaan seperti memicu rsiko penularannya sangat cepat dan tak terkendalikan.

yang ketiga (3). dari segi waktu: kita masih ingat bahwa penetapan pandemi ini ditetapkan oleh WHO pada bulan maret 2019 yang sering kita dengan dengan sebutan covid-19 karena waktu kejadiannya patahun 2019.

 bahwa ketiga aspek tersebut dapat lagi kita klasifikasi sebagai berikut: orang dapat kita analisa dari aspek jenis kelamin, dan umur seseorang. apakah infeksi yang dialami setiap orang kebanyakan pada orang yang berjenis kelamin laki-laki atau perempun dan pada kelompok umur dewasa atau pada anak-anak. kondisi ini dapat kita lihat variasai data yang tercatat oleh pemerintah. dari segi ini akan memudahkan pisau analisa kita bahwa bila terbanyak pada kelompok umur dewasa berarti bahwa aktivitas terbesra dan sering adalah pada kelompok umur ini, demikian pada jenis kelamin setiap orang yang terinfeksi. dapat dengan mudah mengetahui jenis faktor risikonya apa? apakah karena hanya aktivitas rutunitasnya atau karena faktor rsiko lainya seperti otang-orang tersebut memiliki riwayat alamiah penyakit lain yang menimbulkan keadaan tubuh menjadi lemah. 

Demikian pula dari aspek tempat dan waktu kejadiannya, memudahkan pemerintah untuk mengkalsifikasi risiko tempat yang bayak terinfeksi dengan dapat mengkalsifikasi tingkat risiko tempat penularannya. jikalau masyarakat indonesia mau dan sedikit memahami keadaan ini, maka sesungguhnya masyarakat telah melakukan disiplin diri untuk membantu semua halayak untuk mencegah penyebaran virus ini. 

sekarang kita kembali pada awal tulisan ini tentang pertanyaan di atas, kapan berakhir pandemi ini? saya ingin mengatakan bahwa yang terpenting adalah disiplin diri untuk tetap melakukan pencegahan dengan menerapkan 3M plus ( mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker serta menjaga imun tubuh denhanmengkonsusmsi makanan dan minuman yg sehat) karena hingga saat ini hanya HARD IMMUNITY yang lebih utama untuk menjaga danmencegah bahaya virus ini. tentang kapan berakhirnya pandemi, saya pun ingin mengatakan bahwa " ketika masyarakat indonesia dan duania dapat dicegah melalui vaksinasi covid-19) karena itulah pilihan saat ini yang sangat tepat bagi pemerintah untuk melindungi rakyatnya  dari ancaman covid-19. 

Pandangan liar masyarakat seperti covid-19 ini dibuat oleh kelompok orang-orang yang tidak bertanggungjawab, karena cenderung pada konspirasi perdagangan dunia, kelompok satu (1) % dunia yang ingin menguasai kelompok 99 % masyarakat dunia, dan semacam tafsiran lainnya itu soal kemudian, kenapa ? karena buktinya virus ini benar-benar-benar nyata di tengah kita masyarakat dunia yang hidup saat ini. buktinya ada kasus yang tercatat kejadianya sampai saat ini. 

Aspek Ilmu Pengetahuan 

pertanyaannya kenapa virus ini harus mengenfeksi manusia? 

kenapa manusia sangat tegah pada manusia yang lain? 

seperti kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan suatu penelitian ilmiah, maka hal yang perlu dilakukan oleh seoang peneliti adalah harus menguji apa yang yang ditelitinya terhadap subjek tersebut. bukankah logikah sederhananya begitu, hehe ?. maka dalama pandangan saya lewat catatan sederhana ini, saya ingin mengatakan bahwa untuk mengetahui kekuatan dan efektifitas virus ini seperti apa dalam aspek virulensinya? maka menurut saya virus ini dilepas untuk mengetahui dan menjawab antitesa pada subjek penelitian tersebut. katakanlah seberah jauh dan kuatnya virus ini dapat menginfeksi ke orang-orang, bagimana kecepatan penyebaranya? dan mungkin berapa lama waktu yang ditargetkan untuk menginfeksi sehingga menjadi pandemi yang kita rasakana ini. intinya virus ini diperjalanakan oleh manusia yang kehilangan cintanya akan ilmu pengetahuna? wallahualam bissawab. 

Harapan saya dan tentu harapan kita semua, semoga pandemi covid-19 ini cepat berakhir, agar kita semua terhindar dari kejamnya virus ini, terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang kita pelajari semoga tidak meninggalkan etika dan kebijaksaan akan cinta kepada ilmu pengetahuan itu. sehingga ilmu yang kita pelajari senantiasa bermanfaat bagi ummat manusia di dunia ini. 

sebagai penutup dari catatan sederahan ini saya ingin titipkan pandangan stosisme yang mengatakan bahwa "sesungguhnya ketakutan yang terbesar dalam hidup ini adalah ketakutan itu sendiri".

#CEGAHCOVID19

#PAKAI_MASKER

#CUCITANGAN

#JAGA_JARAK

penulis: Sulfiudi Hasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun