Mohon tunggu...
Sulfiudi Hasan
Sulfiudi Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - MataPencil

Penikmat sastra

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gambaran Situasi Epidemiologi pada Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Maluku Utara

12 Februari 2021   07:38 Diperbarui: 12 Februari 2021   08:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGANTAR

Penulisan ini disajikan untuk bagaimana masyarakat mengenal dan mengetahui gambaran situasi penyebaran penyakit menular Covid-19, dan bagaimana cara memahami situasi pandemik Covid-19, agar masyarakat bisa mengendalikannya dengan cara memutuskan rantai penularannya pada tingkat individu maupun komunitas, dikarenakan berbagai opini liar yang berkembang dimasyarakat umum yang dapat meresahkan masyarakat itu sendiri, akibat pemahaman yang minim terkait bahaya dan situasi penularan Covid-19. Penulisan dituliskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar masyarakat dapat memahami dengan baik. Harapanya adalah masyarakat tidak terlalu panik  dengan berbagai opini yang berkembang selama masa pandemik Covid-19 ini.

ANALISIS SITUASI  

Secara statistik Epidemiologi Covid-19 di Provinsi Maluku Utara menggambarkan CFR 3,4%  yang tentunya berupaya untuk menurunkan sampai 2%. PCR testing rate per minggu 411 per 1 juta penduduk, dengan target 1000 per 1 juta penduduk. Dan attack Rate : 139 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus konfirmasi kumulatif  Covid-19 dari bulan maret sampai dengan tanggal 26 agustus 2020 sebanyak 4.931 kasus, dengan terkonfirmasi positif sebanyak 2.740 orang, 2.104 dinyatakan sembuh, dan 87 orang dinyatakan meninggal akibat Covid 19.

Sementara pemetaan risiko kenaikan kasus di KabupatenKota di Maluku Utara berdasarkan indikator kesehatan masyarakat yaitu 1 Kabupaten tidak terdampak atau tidak ada kasus baru ( Kabupaten Pulau Taliabu), 3 KabupatenKota risiko rendah (Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula) dan 6 Kabupaten/Kota risiko sedang ( Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur), dan  tidak ada Kabupaten yang berstatus sebagai risiko tinggi. (Gustu Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Provinsi Maluku Utara, 2020).

Periode waktu kejadian bulan Maret sampai desember 2020

Berdasrakan laporan tim gustu Provinsi Maluku Utara yakni yang tercatat oleh pusat data dan informasi (Pusdatin) Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara pada tanggal 27 Desember 2020. Jumlah kasus yang tercatat pada periode ini sebanyak 1.730 orang yang terdiri dari 876 laki-laki dan 854 perempuan.

Data yang terbanyak di Kota ternate yakni berjenis kelamin laki-laki sebanyak 203 orang dan perempuan sebanyak 161 dengan jumlah total sebesar 364 orang. Diikuti kabupaten Halmahera utara yakni laki-laki sebanyak 174 orang dan perempuan sebanyak 181 orang dengan jumlah total sebesar 355 orang. Dan urutan ketiga adalah kabupaten pulau morotai yakni laki-laki sebanyak 119 orang dan perempuan sebanyak 147 orang, dengan jumlah sebesar 266 orang.

Kemudian urutan ke-empat adalah kota tidore kepulauan dengan jumlah laki-laki sebanyak 87 orang dan perempuan sebanyak 147 orang, dengan jumlah total sebesar 234 orang. Dan urutan kelima kasus terbanyak adalah kabupaten kepulauan sula, laki-laki sebanyak 105 orang, perempuam sebanyak 122 orang dengan jumlah total sebesar 227 orang. 

Sedangkan untuk kasus yang paling terendah adalah kabupaten Halmahera Tengah yakni laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 4 orang dengan jumlah total sebesar 13 orang.  Kota ternate tercatat sebagai kasus tertinggi karena di kota ini sebagai pintu masuk antar daerah di luar wilayah Provinsi Maluku Utara maupun antar kabupaten kota, dikarenakan pintu masuk ini petugas melakukan pengawasan ketat terhadap orang berdatangan melalui jalur penerbagan maupun kapal laut yang memiliki riwayat perjalanan di daerah tertular.

Lihat Table (1)

Data Jenis Kelamin Berdasarkan Laporan harian Covid-19 Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara tahun 2020

KABUPATEN/KOTA

  • Jenis Kelamin

  • Jumlah
  • Laki-laki
  • Perempuan
  • Halmahera Barat
  • 23
  • 22
  • 45
  • Halmahera Tengah
  • 9
  • 4
  • 13
  • Kepulauan Sula
  • 105
  • 122
  • 227
  • Halmahera Selatan
  • 128
  • 54
  • 182
  • Halmahera Utara
  • 174
  • 181
  • 355
  • Halmahera Timur
  • 17
  • 1
  • 18
  • Pulau Morotai
  • 119
  • 147
  • 266
  • Pulau taliabu
  • 11
  • 15
  • 26
  • Kota Ternate
  • 203
  • 161
  • 364
  • Kota Tidore Kep
  • 87
  • 147
  • 234
  • Maluku Utara
  • 876
  • 854
  • 1730

Untuk jumlah kasus konfirmasi positif, sembuh, dan meninggal maupun kasus masih aktif  akibat Covid-19, pada periode waktu bulan maret sampai desember tahun 2020 secara kumulatif yakni: kasus posisf sebanyak 2.740 orang, yang dapat sembuh sebanyak 2.104 orang, sedangkan yang meninggal sebanyak 87 orang, dan masih terhitung sebagai kasus aktif sebanyak 549 orang. Daerah yang mengalami jumlah kematian terbanyak adalah kota ternate dengan jumlah 25 kasus dan kota tidore kepulauan 20 kasus. Namun jika kita lihat pada tingkat kesembuhan kasus pada kedua wilayah ini pun cukup banyak yakni 837 kasus dan 318 kasus.

Periode Waktu Kejadian Bulan Januari 2021

Maluku Utara pada periode waktu  1 Januari tahun 2021 tercatat penambahan jumlah kasus  positif 1 orang dari Kabupaten Pulau Morotai dan penambahan 3 kasus dari Kota Tidore Kepulauan. Berdasarkan laporan surveilans bahwa kasus baru terinfeksi tersebut adalah mereka yang intens melakukan perjalanan antar wilayah yang memiliko risiko penularan tertinggi yakni daerah DKI dan Pulau Jawa. Artinya bahwa orang yang sesering melakukan perjalanan antar wilayah pada masa pandemic Covid-19 ini memiliki risiko sangat besar untuk tertular dan berisiko menularkan dengan waktu yang sangat singkat dan cepat kepada orang lain.

Hingga pada periode ini ( Maret 2020 - Januari 2021) kumulatif kasus yang positif sebanyak 2.782 kasus, yang sembuh sebanyak 2.361 kasus, yang meninggal 90 kasus dan kasus aktif sebanyak 331 orang.

Bahwa situsi kejadian ini nyata sampai hari ini, namun kita masih mendengar berbagai opini liar yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas, opini liar itu seperti misalnya " Covid-19 ini bohongan, ini hanya akalan pemerintah saja agar masyarakat bisa menerima vaksinnya".  Tentu opini yang sangat menyesatkan, dan perlu kita memberi pemahaman yang lebih baik, bahwa apapun pandangan anda terkait Covid-19 ini, sangat penting kita sampaikan bahwa covid-19 ini benar adanya sehingga ditetapkan sebagai pandemi. (Laporan Kasus TIM PUSDATIN Dinas Kesehatan Prov Malut, 2020)

UPAYA ADAPTASI KEBIASAAN BARU 

Kehidupan manusia di seluruh dunia berubah. Perubahan ini akibat virus covid-19 yang memaksa kondisi baru. Dalam hal ini, secara global kehidupan sosial tercipta suatu tatanan baru. Kehidupan manusia di mana pun me- masuki ruang bernama Normal Baru. Suatu kondisi dan/atau kebiasaan sosial masyarakat atau perilaku individu yang muncul setelah covid-19 selesai. (Habibi, 2020)

 Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sebagai akibat meluasnya penyebaran virus di tingkat dunia memaksa Pemerinta Republik Indonesia untuk melakukan berbagai kebijakan. Kebijakan ini dikeluarkan untuk menekan jumlah korban yang terjangkit virus corona. Penyebaran COVID-19 melalui droplet dan kontak fisik membuat adanya penerapan social distancing dan karantina mandiri di rumah sehingga menyebabkan masyarakat harus tinggal di rumah setiap harinya. Dilema penerapan ini membawa konsekuensi pada berbagai aspek.

Di satu sisi penerapan sosial distancing memberi dampak positif pada bidang kesehatan untuk menekan jumlah penduduk yang menjadi korban virus corona, di lain sisi dampak negatif muncul pada bidang perekonomian karena sulitnya masyarakat untuk bekerja atau mencari penghasilan. Secara sosial, tidak menutup kemungkinan persoalan rumh tangga juga muncul sebagai akibat kebijakan social distancing yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah atau tidak melakukan aktifitas di luar rumah jika dirasa tidak penting. (Radhitya, Nurwati and Irfan, 2020)

Adaptasi kebiasaan baru merupakan suatu kondisi dimana masyarakat melakukan  kegiatan sehari-hari dengan melakukan adaptasi untuk hidup berdampingan dengan covid19. Tujuannya agar masyarakat tetap hidup sehat dan produktif.('Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia', 2020)

Adaptasi kebiasaan baru dapat diterapkan karena berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan akademik, organisasi Profesi maupun pemerintah, seperti di Maluku Utara dapat kita lihat hasil survey yang dilakukan oleh tim penanganan dan pengendalian covid-19 gugus tugas Provinsi Maluku Utara. Pengetahuan: tinggi (86,58%), rendah (13,74%). Sikap: positif (56,82%) negatif (43,18%). Norma subyektif: Positif (52,3%), negatif (47,69%). Kontrol perilaku: positif (53,61%), negative (46,39%) dan Intensi disiplin mematuhi protokol kesehatan: kuat (76,29), lemah (23,71%). Hasil ini merupakan informasi terkini oleh masyarakat yang dijadikan sebagai rujukan untuk menerapkan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. 

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DI MASYARAKAT (KOMUNITAS)

Yang harus dan terus kita lakukan selama menghadapi masa pandemic ini adalah beberapa sikap dan tindakan kita dalam mendisiplinkan diri sendiri, keluarga dan komunitas masyarakat untuk menjalanakan protokol kesehatan sebagai bentuk kepedulian kita semua dalam mencegah dan memutuskan mata rantai penularan covid-19. 

DISKUSI HARI INI 

Diskusi berkembang di kalangan akademis, praktisi, mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat, dapat memberikan masukan dan berbagai pemikiran yang mesti kita pahami dan laksanakan dengan standar keilmuan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam menghadapi pandemic covid-19 yang sampai saat ini masih menjadi ancaman bagi kita semua.

Diskusi berdasarkan Trias Epidemilogi 

Kasus yang terjadi di Provinsi Maluku Utara mulai masa darurat kesehatan masyarakat terjadi pada bulan Maret sampai dengan April 2020

Kasus mulai melandai pada bulan  bulan agustus 2020 dan mulai menerapkan kebijakan tentang adaptasi kebiasaan baru (Memasuki New Normal) faktanya sampai hari ini penyebaran kasus masih tetap berlangsung

Rata-rata kasus terbanyak terjadi pada kelompok umur diatas 30-60 tahun

Terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.

Sampai hari ini notifikasi kasusus Covid-19 tercatat penyebarannya merata di wilayah  Provinsi Maluku Utara walaupun sudah melandai.

Hipotesa

Maka hipotesa yang dibangun berdasarkan gambaran epidemilogi tersebut adalah:

"Bagaimana Sikap dan Pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 terhadap opini liar yang berkembang di Komunitas Masyarakat".

Saran.

Edukasi pencegahan terhadap masyarakat terkait bahaya pandemi Covid-19 harus melibatkan masyarakat secara langsung

Kerja sama antara pemerinta dan akademisi (Kampus) untuk terus melaksanakan penelitian terhadap pandemi Covid-19  dan hasilnya di sosialisasikan secara sederhana pada semua komunitas masyarakat Maluku utara

Edukasi dan komunikasi terkait strategi pencegahan yang saat ini paling ampuh adalah dengan mendisiplinkan diri pada individu, keluarga dan komunitas masyarakat agar tetap taat pada protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.

REKOMENDASI  

Sebagai poin penting dalam mengamati situasi covid-19 dan permasalahnnya, maka focus kita pada pencegahan diri dengan sikap mematuhi protocol kesehatan dengan terus mendisiplinkan diri pada semua tingkatan level, baik secara structural dan cultural. Beberapa hal yang mesti dilakukan adalah :

  • Sosialisasi yang perlu ditingkatkan dengan memperhatikan karakteristik setiap daerah masing-masing.
  • Strategi yang efektif dan efisien perlu dikaji kembali lagi dalam hal pencegahan dan pengendalian covid19.
  • Pencegahan menjadi hal utama bagi kita.
  • Peran akademisi sangat penting dalam memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan.
  • Melaksanakan dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
  • Adaptasi kebiasaan baru sangat penting dan harus dilakukan namun untuk memasuki new normal maka diperlukan adanya kajian dari berbagai aspek sehingga tidak menimbulkan persoalan lagi.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

'Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia' (2020) Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning. doi: 10.36574/jpp.v4i2.118.

Habibi, A. (2020) 'Normal Baru Pasca Covid-19', Journal.Uinjkt.Ac.Id.

Nasional, T. K. P. G. T. (2020) 'Angka Positif COVID-19 Bertambah 533 Orang Jadi 13.645, Pasien Sembuh Jadi 2.607', Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Radhitya, TV, Nurwati, N. dan Irfan, M. (2020) 'The Impact of Covid Pandemic 19', Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik.

'Gugus Tugas Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Provinsi Maluku Utara' ( 2020).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun