Mohon tunggu...
Sulfi FitriatunHasanah
Sulfi FitriatunHasanah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi IAIN JEMBER, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah♡

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Rekonstruksionisme

1 Juni 2020   18:46 Diperbarui: 1 Juni 2020   18:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Pengertian Aliran Rekonstruksionisme

Aliran ini muncul atas dasar anggapan jika kaum progresif memikirkan diri dengan sebuah masalah dalam lingkup masyarakat yang ada pada kehidupan saat ini. Aliran ini adalah aliran yang berkeinginan untuk merubah suatu susunan lama ke susunan yang baru dan lebih bercorak modern. 

Dalam pendidikan aliran ini memiliki cita-cita untuk membangun sebuah kemampuan peserta didik agar mereka bisa menyesuaikan tuntutan perubahan dan perkembangan dilingkup masyarakat yang akan menjadi dampak ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Tujuannya adalah untuk mendorong kesadaran pada anak didik dalam persoalan politik,sosial dan ekonomi yang terus menerus dihadapo oleh manusia.

B.Tokoh Filsafat Rekonstruksionisme

1. Caroline pratt

Caroline pratt adalah seorang filsut, dia menggunakan sebuah ide untuk memberikan anak kesempatan mewakili dunia mereka. Codoline juga berpendapat bahwa nilai yang paling besar dalam sebuah sekolah adalah dengan menghasilkan anak didik yang berfikir efektif dan bisa menjadikan sebuah dunia menjadi lebih baik.

2. George Count

Adalah seorang tokoh ulama dalam sebuah pendidikan dan merupakan tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan amerika. Dia merupakan seorang pelopor aliran filsafat pada tahun 1930 dan memiliki sebuah keinginan untuk membentuk masyarakat adil.

3. Paulo Freire

Menurutnya sebuah pendidikan adalah proses pembebasan dan untuk memanusiakan manusia dan menurutnya juga unsur dalam sebuah pendidikan itu ada tiga yang pertama kesadaran megis, lalu naif dan yang terakhir kesadaran kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun