Kendala utama dalam program ini adalah serangan hama yang berdampak signifikan pada hasil panen. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan penerapan metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang melibatkan kombinasi pendekatan mekanis, biologis, dan kimia yang ramah lingkungan.
Meski permintaan terhadap kucai dan jahe merah cukup tinggi, ketergantungan pada pasar lokal dapat menjadi risiko jika pasokan melampaui permintaan. Oleh karena itu, penting bagi kelompok tani untuk menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar regional dan nasional, dengan memanfaatkan platform digital.
Pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai tambah masih menghadapi kendala teknologi. Pengadaan mesin sederhana untuk pengolahan jahe merah atau pengemasan produk kucai kering dapat membantu meningkatkan nilai jual hasil tani.
Strategi Pengembangan ke Depan
Untuk mengoptimalkan dampak positif UPSA, beberapa langkah strategis dapat diambil dengan membangun merek dagang lokal melalui Penguatan Branding, seperti "Produk Tunas Harapan" yang dapat mencerminkan kualitas dan keberlanjutan hasil pertanian desa. Peluang lain juga dapat dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan koperasi, distributor, atau bahkan industri makanan dan minuman akan membantu membuka pasar yang lebih luas.
Selain memberikan manfaat ekonomi langsung, program UPSA telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Labian Iraang. Pembinaan intensif oleh BPDAS Kapuas, baik dalam pengelolaan tanaman maupun pemasaran, telah membangun kepercayaan diri dan kapasitas masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara mandiri. Lebih jauh, program ini juga membuka peluang pekerjaan bagi anggota kelompok tani, baik melalui upah harian maupun pengelolaan lahan jangka panjang.
Program UPSA di Desa Labian Iraang adalah bukti bahwa pendekatan berbasis pelestarian lingkungan dapat sejalan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan memadukan tanaman keras dan semusim, masyarakat tidak hanya memulihkan ekosistem hutan tetapi juga menciptakan stabilitas ekonomi melalui agribisnis yang berkelanjutan. Tantangan yang ada dapat diatasi dengan strategi yang tepat, terutama melalui diversifikasi produk, akses pasar yang lebih luas, dan dukungan teknologi.
Bapak Kusnadi sebagai pegawai yang mendampingi Kelompok mengatakan "UPSA ini merupakan program pemerinta yang bertujuan untuk memulihkan kawasan hutan dengan tanaman semusim dan tanaman tahunan, selaian memulihkan lingkungan, kegiatan ini diharapkan menjadi tambahan pendapatan petani melalui upah dan panen hasil tanamanan semusim seperti kucai, Â cabe, labu dan jahe merah. kedepan diharapkan masyarakat juga mendapatkan dari hasil panen tanaman tahunan seperti durian, jengkol dan petai sehingga ekonomi masyarakat terutama masyarakat sekitar kawasan hutan akan lebih meningkat". Program ini murapakan model yang dilaksanakan secara nasional di beberapa wilayah yang menjadi salah satu program kerja Kementerian Kehutanan Republik Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan pedesaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H