Dalam kesempatan bertatap muka dengan 300 masyarakat adat Lauje yang digelar di lapangan sepak bola Desa Dongkas, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong Awal Januari 2014 lalu warga meminta Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Sulawesi Tengah Ahmad Ali itu menziarahi makam tokoh perjuangan etnic Lauje almarhum Lasingala di Dongkas.
[caption id="attachment_295281" align="alignnone" width="387" caption="Ahmad Ali Alias Mat Sun"][/caption]
Saat berziarah di tengah makam Lasingala, Caleg DPR RI dari NasDem Dapil Sulteng itu didampingi sejumlah tetua adat etnic Lauje termasuk salah satu menjaga makam.
Almarhum Lasingala yang meninggal sekitar tahun 1950 oleh etnic Lauje di beri gelar Olongian Lauje atau Raja Suku Lauje. “Sesuai amanat suku Lauje, Almarhum adalah pahlawan etnic Lauje karena perjuangannnya melawan penjajah Belanda kala itu,” ujar Masmin, lelaki tua penjaga makam tersebut.
[caption id="attachment_295282" align="alignnone" width="423" caption="Ahmad Ali dihadapan Etnic Lauje, Moutong"]
Kondisi makamRaja Suku Lauje itu tidak terawat dengan baik, keinginan masyarakat meminta Pemda untuk menjadikan makam raja mereka itu sebagai salah satu cagar budaya untuk di kenang sifat kepahlawanannya leh anak cucu mereka itu hingga kini belum diperhatikan.
“Kita lihat sendiri kondisi makam raja suku Lauje ini, sampai sekarang belum dapat perhatian padahal hanya satu saja keinginan etnic Lauje agar makam ini di perhatikan secara layak,” sebut salah satu tokoh muda etnic Lauje Iswadi.
[caption id="attachment_295283" align="alignnone" width="413" caption="Ahmad Ali bertemu sesepuh-sesepuh bekas pejuang"]
Ketua DPW NasDem, Ahmad Ali sendiri mengaku, telah mengikuti sejarah perjalanan Lasingalan dari cerita para orang tua etnic Lauje yang menggambarkan almarhum Lasingala merupakan salah satu tokoh pejuang pada zamannya di tahun 1800-an melawan penjajah Belanda dan menempatkan suku Lauje saat itu begitu di segani di daerah tersebut.
Ia juga berharap pemerintah daerah dapat melestarikan makam raja Lauje sebagai bentuk tanggung jawab danpenghargaan Pemda terhadap para pejuangbagi kaumnya yang dulu aktif membebaskan negeri ini dari cengkraman Belanda.
[caption id="attachment_295284" align="alignnone" width="429" caption="Ahmad Ali alias Mat Sun berada ditengah-tenga etnic Laauje, Moutong"]
“Kami sendiri terpanggil secara spontan setelah mendapat cerita dari para orang tua etnic Lauje untuk menziarahi makam pahlawana mereka,” sebut pria yang biasa di panggail Mat Sun itu. Ziarah tersebut tidak hanya mengenang kepahlawanan Lasingala. Namun sekaligus berniat, akan membangunkan monumen Lasingala yang dipersembahkan untuk etnic Lauje jika pemda tidak juga memperhatinkannya.
[caption id="attachment_295285" align="alignnone" width="433" caption="Ahmad Ali alias Mat Sun bersama warga Moutong"]
“NasDem akam mengambil peran membangun monumen kepahlawanan Lasingala untuk etnic Lauje agar generasi anak cucu mereka tidak melupakan sejarah kepahlawanan suku mereka. Namun pembangunan monumen nantinya masih akan dibicarakan dulu dengan seluruh masyarakat Lauje.” Kata Ahmad Ali.(***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H