Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.
Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan jurnal refleksi setelah mempelajari modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Ada banyak model refleksi yang dapat kita gunakan. Pada tulisan ini saya mencoba menggunakan model segitiga refleksi.
Setelah pembelajaran hari ini, saya memahami bahwa ....
Dalam membuat program harus memperhatikan kebutuhan murid, dimana diharapkan mampu mendorong tumbuhnya sikap kepemimpinan murid. Murid mampu mengambil kepemilikan dan tanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. Dalam menyusun program diharapkan dapat mengakomodir suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid maka secara bersamaan kita sebenarnya juga sedang membangun karakter murid yang Berkarakter profil pelajar pancasila. Kepemimpinan murid akan tumbuh pada sekolah yang dapat menyediakan lingkungan yang cocok. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan yang secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. Lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid ada 7 karakteristik, yaitu :
1. Â Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
2. Â Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah.
3. Â Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya
4. Â Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
5. Â Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
6. Â Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri
7. Â Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.Â
Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya mampu ....
Menyusun program yang berdampak pada murid, yakni program MIE LIDI (Mengasah Inovasi dan Etika melalui Literasi Digital). Program ini merupakan program ko-kurikuler yang berkolaborasi dengan program sekolah yakni program SABU-SABU (Satu Bulan Satu Buku). Diharapkan dengan adanya program MIE LIDI, murid semakin terasah inovasinya dalam menciptakan karya menggunakan teknologi digital dan semakin bijak dalam menggunakan teknologi digital. Dalam program MIE LIDI diharapkan dapat menampung ide-ide/gagasan murid (suara), memberikan pilihan pada murid dalam mengekpresikan kemampuan literasinya, serta memberikan tanggungjawab dalam membuat karya dan bijak menggunakan teknologi. Selain kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kepemimpinan murid juga mampu membentuk murid yang berkarakter profil pelajar Pancasila.
Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini ....
Setelah mempelajari modul 3.3 saya semakin tercerahkan dalam memahami konsep kepemimpinan murid. Sehingga kita tertantang untuk terus melibatkan murid dalam setiap proses pembelajaran termasuk dalam membuat program yang harus berpihak pada murid.
Â
Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah ....
Kedepannya saya akan lebih konsisten untuk terus melibatkan kepemimpinan murid dalam setiap kegiatan pembelajaran. Berusaha untuk menyajikan pembelajaran sesuai kebutuhan mereka dan tidak egois dengan lebih menonjolkan keinginan pribadi. Mengakomodir kebutuhan murid di kelas dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dan menggunakan proram MIE LIDI sebagai program yang mampu mengakomodir suara, pilihan dan kepemilikan murid. Semoga program MIE LIDI dapat terwujud dan berjalan sukses untuk mendorong terwujudnya kepemimpinan murid.
Demikian hasil refleksi yang saya lakukan setelah mempelajari modul 3.3, semoga materi yang saya dapatkan dapat saya terus implementasikan di sekolah. Semoga saya terus dapat memperbaiki dari hasil refleksi yang ada. Semangat terus para guru, mari tergerak, lekas bergerak, dan selalu menggerakkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H