Mohon tunggu...
Sulastama Raharja
Sulastama Raharja Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Klaten, menyelesaikan SMA dan kuliah di Jogja. Saat ini menjadi buruh di salah satu perusahaan minyak di Riau. http://sulastama.wordpress.com http://kulineronline.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Bakmi Jawa mBah Hadi Terban

22 Januari 2010   08:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati Bakmi Jawa mBah Hadi Terban

Warung Bakmi Jawa mBah H Hadi, Utara Pom Bensin Terban (Ex Terminal Terban), Jln C Simanjuntak, Terban, Yogyakarta Selasa 28 Desember 2009, saya dan Mas Eka beserta keluarga makan malam di Bakmi mBah Hadi Terban. Bakmi mBah Hadi terletak di eks terminal Terban, jalan C Simanjuntak Terban. Lokasi ini relative mudah dicari karena terletak di pusat kota, tidak jauh dari UGM dan Tugu Jogja. Bakmi mBah Hadi dirintis oleh Bapak Gumbreg Hadisumarto (mBah Hadi) pada tahun 1995 dan sejak beliau meninggal pada Mei 2009 usahanya diteruskan oleh putra-putranya. Kami berangkat dari rumah Turi jam 19.00 dan sampai di warung ini sekitar jam 19.45 Pembeli cukup ramai sehingga kami mendapat antrian nomer 12. Saat kami datang sedang dimasak bakmi untuk antrian nomer 8, 1 rombongan satu nomer antrian.

Memasak Bakmi

Bakmi di sini dimasak satu persatu menggunakan anglo berbahan bakar arang. Penggunaan anglo dan cara memasak satu persatu ini diyakini untuk menjaga citarasa bakmi Jawa, meskipun membuat calon pembeli mesti menunggu agak lama. Bakmi mbah Hadi mengoperasikan dua anglo yang masing-masing dioperasikan oleh 2 orang, satu orang khusus mengipasi anglo dan lainnya meracik bahan bakmi dan memasaknya. Tukang masak ada 3 orang yang merupakan putra-putra mBah Hadi. Pada hari biasa warung ini biasanya menjual 200-an porsi, menghabiskan 9 ayam kampung, 12 kg mie kuning dan 12 kg mie putih (kalau kurang nambah lagi) Sedangkan pada hari libur bisa menjual 300-an porsi dan menghabiskan 13 ayam kampung. Sambil menunggu pesanan kami dimasak, kami duduk-duduk dan berbincang-bincang lesehan di atas selembar tikar di emperean kios. Sebernarnya warung mBah Hadi memakai sebuah kios dengan beberapa tempat duduk, saying waktu kami datang sudah dipakai pembeli lain.

Wedang Ronde

Ketika kami sedang duduk-duduk, tidak kami sangka ada penjual wedang ronde keliling yang lewat dan menawarkan ronde kepada kami, sebuah tawaran yang tidak bisa ditolak. Wedang ronde adalah minuman khas khas Jogja, yang terdiri dari kolang-kaling, kacang sangrai, 2 atau 3 bola ronde kecil berwarna putih yang manis dan seduhan air dari ekstrak jahe parutan. Minuman ini cocok dinikmati malam hari, menghangatkan, apalagi kalau ditemani sepiring bakmi jawa. Setelah cukup lama menunggu akhirnya pesanan kami datang juga. Pesanan itu antara lain bakmi godog, kami goreng campur, bakmi gorng kuning dan nasi goreng. Saya seperti biasa memesan bakmi goreng uritan.

Bakmi Godog

Bakmi Goreng Campur Uritan

Bakmi Goreng Kuning

Nasi Goreng

Kami pun kemudian menikmati pesanan kami masing-masing. Saya menikmati bakmi goreng campur uritan kesukaan saya. Saya juga sempat mencoba bakmi godog pesanan Ibunya Afa. Menurut saya, bakmi gorengnya enak, bumbunya pas, ayamnya empuk dan banyak. Sedangkan bakmi godognya juga enak, kuahnya segar dan bumbunya pas di lidah saya. Menurut saya, bakmi godognya lebih enak dari mBah Mo dan Pak Geno. Jadi sampai saat ini, bakmi godog mBah Hadi ini menjadi bakmi godog terenak se Jogja menurut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun