Selain beras, kenaikan juga terjadi pada komoditas asal peternakan yakni daging ayam. Sebagai salah satu primadona, peningkatan daging ayam juga menjadi momok bagi masyarakat.Â
"Kalau ikan mahal, biasanya torang beli ayam. Cuma sekarang harga ayam juga sudah meningkat, yang dulu R 45.000, sekarang harganya jadi lima puluh delapan ribu," keterangan seorang ibu yang juga PNS di salah satu instansi pemerintah di Ternate.Â
Daging ayam broiler berasal dari ayam broiler yang dipelihara selama 28 hari. Proses pemeliharaannya membutuhkan perhatian penuh, ada kegiatan vaksinasi, pemberian vaksin, perhatian terhadap manajemen misalnya penggantian alas kandang/litter dan lain sebagainya. Yang mana semuanya membutuhkan modal produksi yang tidak sedikit.
Diversifikasi pangan lokal, sudahkah menjadi solusi?
Gerakan diversifikasi pangan lokal yang digalakkan pemerintah sudah sejak lalu digeliatkan. Namun sejauh ini apakah berdampak terhadap konsumsi pangan masyarakat?
Beberapa masyarakat Ternate, Maluku Utara yang diwawancarai mengakui bahwa meskipun terkadang sering menyelipkan ubi dan pupeda dalam sajian pangan harian, tetapi pun tidak bisa mengurangi nasi sebagai pangan pokok. Hal ini mungkin karena masyarakat sudah terbiasa makan nasi.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, tingkat konsumsi padi-padian (serelia) masyarakat Indonesia masih sangat tinggi, yakni lebih dari 60%. Padahal tujuan gerakan diversifikasi pangan adalah untuk mengurangi skor tersebut. Harapannya konsumsi sayuran, buah, pangan hewani, kacang-kacangan dan umbi-umbian bisa meningkat.
Berbagai upaya dilakukan untuk menggiatkan diversifikasi pangan lokal, hal pertama yang dilakukan adalah pengembangan diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat non-beras dan pembuatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk membudidayakan pangan lokal non karbohirat yang bermanfaat bagi Kesehatan.
Sebagai negara yang memiliki mega biodiversity-keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran dan 110 jenis rempah dan bumbu-buan yang dimiliki Indonesia.
Ragam bahan pangan tersebut sepatutnya menjadi solusi untuk menurunkan rata-rata konsumsi padi-padian. Harapannya, masyarakat dapat memanfaatkan ragam pangan lokal untuk konsumsi keseharian sehingga mengurangi biaya belanja bahan pangan setiap harinya.
Asa sepiring angan
Kebutuhan pangan masyarakat akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Setiap hari perut lapar, keroncongan, jika sudah Lelah bekerja imbasnya, rasa lapar melanda. Namun pernahkan kita berpikir dari mana asal mula pangan yang tersaji di dalam piring cantik di atas meja makan?
Nasi, melalui proses panjang petani, menanam bibit padi, pemilihan bulir beras, diramu juru masak hingga tersaji nasi hangat-hangat kuku. Daging ayam, dimulai dari rekayasa genetik di laboratorium canggih menghasilkan bibit ayam siap panen 28 hari, pemotongan, hingga pengolahan menjadi ayam rica-rica yang pas disantap dengan nasi hangat.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya