Jadikanlah riset dan inovasi sebagai modal untuk berkarya. Biarkan ekosistem ini membuncah-lalu, rayakanlah!
Mengenal Karya Inovasi Anak Negeri
Setelah selesai menikmati nasi goreng teri, kami bergegas menuju Bogor Kota. Kami memesan angkutan umum melalui salah satu aplikasi inovasi Mas Menteri. Sebelum melenggang ke depan jalan Dramaga salah satu teman kami menyampaikan pesan pada driver untuk mempercepat perjalanan. Satu tujuan utamanya adalah menghindari macet.
Kemacetan adalah momok. Tapi keterhimpitan dalam kemacetan terkadang memunculkan inspirasi untuk berkarya. Mari kita sikapi dengan senyuman manis, sembari menengok kemacetan arah Bubulak menuju Stasiun Kota.
Berdasarkan informasi yang tersebar di ruang media virtual. Kegiatan pameran karya dan inovasi dari lembaga riset dan inovasi dilaksanakan selama beberapa hari. Kami mendapatkan kesempatan untuk hadir di penghujung acara. Perjalanan tiga puluh menit menuju kantor BRIN di Bogor Kota.
Perjalanan berlanjut ke Cibinong. Kami, lagi-lagi memilih yang gratis, menggunakan bus yang telah parkir sejak pagi di halaman gedung Kustono. Seingat saya jam delapan lewat delapan puluh menit kami berangkat menuju Cibinong.
Karya inovasi anak negeri menjadi semangat untuk bergegas pergi. Meskipun beberapa tahun terhalang pandemi, gelora inovasi tentu tidak serta-merta mati. Tampak dari kemegahan stand dan kemeriahan di setiap acara InaRI Expo (Indonesia Research & Innovation Expo) 2022.
Sebelum menjelajahi lebih jauh saya mendekati meja registrasi menunjukkan scan barcode-tanda telah melakukan registrasi. Barcode dan deskripsi lainnya terkirim secara otomatis melalui format pdf di surat elektronik masing-masing peserta.
Kunjungan pertama dimulai dari NYIA room. NYIA, National Young Inventors Award merupakan ajang kompetisi bagi remaja dalam melakukan inovasi dan invensi di bidang teknologi. NYIA bertujuan meningkatkan kreativitas, memberikan apresiasi dan menggali potensi remaja di bidang inovasi dan teknologi. Selain itu ini pun menjadi ajang menjaring inventor remaja berpartisipasi baik tingkat regional maupun internasional.
Karya invensi NYIA berkaitan dengan edukasi dan rekreasi, keamanan, keselamatan dan kesehatan, manajemen bencana, pangan dan pertanian, teknologi informasi dan komputasi, teknologi ramah lingkungan dan teknologi bagi penyandang disabilitas dan kebutuhan khusus. Peserta NYIA adalah remaja setingkat siswa SD, SMP dan SMA, mereka adalah remaja yang potensial untuk dikembangkan dan dapat menjadi potent brand ambassador atau young talent terkait dengan remaja dan inovasi.
Di meja pertama saya menjumpai inovasi menarik dari siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kudus yang menamai inovasi mereka, “Active Packaging”. Active packaging merupakan bahan berbasis carbon DOTS dan biopolimer dari tempurung kelapa dan kulit pisang kepok untuk memperpanjang masa simpan daging.
Sederhananya inovasi yang dihasilkan adalah pembungkus yang kegunaannya untuk memperpanjang umur simpan daging sapi. Bahan pembungkusnya adalah memiliki keunggulan yaitu: ringan, tidak mudah sobek dan ekonomis, pemanfaatan bahan yang tidak bernilai guna (limbah) menjadi jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari serta memiliki sifat antibakteri.
Kemudian di meja selanjutnya ada Merst Kit sebuah solusi praktis pengujian merkuri berbasis selulosa batang pisang. Hal ini karena dilatar belakangi oleh data BPOM (2021) yang telah menemukan 27 jenis kosmetik yang mengandung merkuri. Mekanisme kerja dari strip test ini adalah dicelupkan pada krim, jika terdapat merkuri maka akan terbentuk warna hitam. Ini merupakan hasil inovasi siswi SMK AK Nusa Bangsa, Kota Bogor.
Inovasi berikutnya adalah Dekada yakni Detektor Kadmium dan Kapur. Ada pula Hydrogen Peroxide (H2O2) Rapid Test Kit untuk mendeteksi kualitas susu. Ecosorb Gel Fertilizer adalah sebagai pengganti peran kimia. Dan masih banyak inovasi lainnya di bidang teknologi, pangan, kesehatan hingga teknologi untuk penyandang disabilitas dan kebutuhan khusus.
Masuk di room sebelahnya didapati beberapa instansi kementerian, daerah, komunitas, swasta, juga stand perguruan tinggi. Yang mana kesemuanya menampilkan produk, desain atau prototype hasil inovasi. Di ruang bagian belakang juga didapatkan karya inovasi start up pemula. Adapula stand perguruan tinggi didalamnya terdapat beragam karya hasil inovasi sebagai hilirisasi penelitian dari riset yang panjang.
Di stand yang lain bukan tentang pangan tetapi kesehatan. Saya tidak mau melewatkan semua stand yang ada di InaRI. Ada platform atau aplikasi untuk mendiagnosa efesiensi antara kondisi tubuh dan usia seseorang. Beberapa pencegahan dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil analisis kesehatan ini, ukuran tubuh dan bobot badan juga merupakan data awal yang dapat dimasukkan ke dalam aplikasi untuk kemudian di-running untuk mendapatkan kesesesuaian dengan kondisi satnadar kesehatan tubuh. Hasil di kirim via email, serasa sedang berkonsultasi dengan dokter spesialis-express, keren.
Di stand kabupaten Cimahi Jawa Barat juga misalnya, didapatkan inovasi kreatif di bidang digital dimana para anak muda mencipatakan platform my pet ID dan banner bite yang merupakan platform yang menyediakan berbagai template yang dapat dimanfaatkan sebagai untuk memudahkan postingan di media sosial untuk pekerjaan maupun UMKM.
Di Stand Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan akan ditemui beragam produk olahan pangan berasal dari hasil perikanan. Yang menarik adalah rumput laut yang diolah menjadi beragam pangan yang sehat.
InaRI BRIN adalah kegiatan yang melibatkan beragam stakholder hingga swasta dan UMKM. Kegiatan ini diikuti oleh 239 peserta yang merupakan perwakilan dari perwakilan BUMN, perwakilan BUMD, Asean-India Startup Festival. Perwakilan Negara G20, perwakilan swasta nasional, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah hingga masyarakat.
Riset & Inovasi di Perguruan Tinggi?
Timer Higher Education menggunakan beberapa aspek penilaian salah satunya adalah tentang industry income yang menyoroti seberapa dekat hubungan Perguruan Tinggi dengan Industri. Parameternya yakni dengan melihat kemampuan Universitas untuk membantu industri melalui penemuan, konsultasi hingga inovasi. Kategori ini lebih ringkasnya berupaya untuk melihat dampak penelitian yang dilakukan oleh Universitas untuk industri.
Dari Inari Expo BRIN 2022 saya melihat beberapa karya riset dan inovasi Perguruan Tinggi. Wikstea adalah salah satu minuman teh yang sehat, berasal dari tanaman gaharu. Tehnya merupakan ekstrak dari tanaman gaharu jenis Wiksromia tenuiramis yang memiliki antioksidan yang kuat. Fungsinya melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit degeneratif, stress dan produk ini tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Secara historis tanaman gaharu mulai dikenal masyarakat Indonesia tahun 1200 melalui perdagangan bentuk barter antara masyarakat Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat dengan pedagang daratan China.
Calbena juga berada di stand yang sama dengan wikstea. Calbena ini merupakan biskuit inovasi nutrisi sehat yang bebas gluten, biskuit yang renyah dengan aroma kayu manis ini juga digadang-gadang dapat mencegah stunting.
Tak jauh dari stand Universitas Sumatera Utara, ada minuman rasa madu yang merupakan hasil karya inovasi dari Universitas Hasanuddin. Saya diberikan kesempatan meneguk satu sloki. Benar-rasanya semanis madu. Dan masih banyak lagi hasil inovasi dari perguruan tinggi yang belum sempat dikunjungi.
Sebagai organisasi bidang pendidikan tertinggi, perguruan tinggi kini menyadari tugas dan fungsinya. Mengemban amanat mencerdaskan kehidupan bangsa pun disesuaikan dengan era masa kini. VUCA, disrupsi ataupun pandemi menjadi tantangan untuk menciptakan pelbagai program untuk mendorong peningkatan SDM.
Inspirasi yang dapat dipetik dari InaRI adalah konsistensi dalam mempelajari sesuatu dengan ditambah dengan manajemen kreativitas. Riset akan mempertajam hasil inovasi sehingga berdampak dalam kehidupan masyarakat. Kemudian kolaborasi ditujukan untuk mempertahankan keberadaan inovasi. Kita bisa tumbuh dan berkembang kapan saja dan dimana saja, namun jika dilengkapi dengan kolaborasi maka akan semakin paripurna!
Oh iya, meskipun harus menunggu bus jemputan agak lama, lelah kami terbayar dengan beragam goodybag dari peserta stand InaRI. Inspirasi dipetik, tumbler dan goodybag free jadi kenangan manis.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H