Kini air-air keruh, bahkan sapi terlihat ragu-ragu untuk menghilangkan dahaganya
Perempuan penggembala sapi rela turun bukit untuk mendapatkan seember kecil air bersih
Sapi-sapi yang berbadan gemuk dihargai mahal sekali, tetapi itu dulu ketika keran importasi daging beku belum dibuka sekencang seperti saat ini
Sapi-sapi dari Kampung perempuan penggembala sapi hanya bisa bersyukur ketika pakan cukup, ketika air minum yang tersedia bersih
Selebihnya tidak ada harapan lagi
Perempuan Penggembala Sapi tersungkur karena  kelelahan menaiki bukit, tetapi sebenarnya di tak ingin lengah. Perempuan penggembala sapi tak ingin kalah
Baginya Sapi-sapi berhak mendapatkan kesejahteraan seperti harapan warga Kampung disini
Tetapi mau bagaimana lagi?
Sampai nanti, perempuan penggembala sapi harus tetap menajamkan belati dan menguatkan kaki agar bisa turun bukit setiap hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H