Kompasianer adalah penulis di Kompasiana, blog jurnalis kompas yang bertransformasi menjadi media warga (citizen media).
Bagi saya adalah mimpi untuk dapat menerbitkan tulisan di Koran Kompas.
Menjadi kompasianer adalah pilihan bagi saya yang biasa-biasa ini. Menulis sesuai mood dan semangat datang hanya ketika ada reward. Sangat disayangkan!
Ketika berkesempatan melanjutkan studi di Kota Hujan saya memutuskan untuk berlangganan kompas. Bermula dari tawaran sales marketing bursa koran yang mangkal di depan perpustakaan kampus.Â
Tertarik karena terbilang murah dibandingkan di Ternate. Saya hanya perlu membayar Rp 60 ribu untuk dapat menikmati Kompas per bulan. Meskipun terkadang menunggak karena harus menunggu kiriman dari kampung halaman.
Setiap hari koran diantar di kosan bahkan hingga di depan kamar. Begitu mudahnya mendapatkan informasi. Tapi tidak saya manfaatkan sebaik-baiknya.Â
Bermula berniat: membaca kompas dan menulis di kompasiana. One day one article, namun susah sekali karena terbentur dengan rutinitas perkuliahan hingga penelitian. Sangat menyedihkan!
Namun terkadang saya tersenyum dan bahagia tak kepalang ketika mendapatkan berita tentang kampung halaman yang dimuat langsung harian Kompas. Pernah, suatu ketika tepat di hari minggu.Â
Saya membuka halaman tentang perjalanan terpampang wisata sejarah, foto benteng, pohon cengkeh tertua dan lautan yang memesona di Ternate ditampilkan.Â
Saya sontak kegirangan dan segera menunjukkan kepada rekan-rekan di kosan tentang kejayaan Ternate di masa silam dan keindahannya yang tak lekang zaman.