Konsekuensinya, jika biota-biota laut terpapar dengan kondisi laut yang telah bercampur dengan sampah plastik maka akan mempengaruhi kondisi biologisnya. Sejauh ini belum ada penelitian terkait: Pengaruh sampah plastik pada biota laut di perairan Ternate. Tetapi jika merujuk pada hasil penelitian di lokasi berbeda terlihat dampaknya cukup berbahaya.
Halikuddin PhD, menyitir hasil penelitian Di Danato (2017) dan Reeves et al, (2018) bahwa sampah plastik bagi ekosistem laut akan memberikan dampak bagi manusia. Jika kita mengonsumsi biota laut yang terpapar plastik yang berukuran mikro maka beresiko terkena penyakit long cancer dan endocrine disruption.
Pencemaran Plastik, Kehidupan Laut dan Potensi Keracunan
Pemaparan kedua tentang Pencemaran Plastik, Kehidupan Laut dan Potensi Keracunan disampaikan oleh Irna Sari, PhD dari USAID Sea Project -- Suistainable Fisheries Advisor. Pengalaman pribadi mengantarkan Irna Sari, PhD, konsen dengan isu sampah plastik di laut.
Saat mengunjungi Kampung Nelayan di Maros dan riset di Kepulauan Sulawesi Selatan, beliau menemukan banyak sekali sampah plastik di laut. Bahkan beliau menceritakan beberapa hari yang lalu, Speed boat yang mengantarkan beliau dari Sofifi ke Ternate tetiba mati karena terjerat sampah plastik. Miris! Tetapi itulah fakta bahwa sampah plastik telah beredar di laut kita.
Yang menarik adalah bagaimana hubungan plastik (baca: sampah plastik) ini pada rantai makanan kita. Lalu, mengapa pencemaran plastik ini menjadi masalah? Hampir 5,25 Triliun atau 269.000 ton partikel plastik mencemari permukaan laut.Â
Perlu diketahui, dibutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun untuk mengurai kantong plastik menjadi partikel-partikel kecil. Sedangkan untuk botol plastik dibutuhkan waktu 100 tahun untuk dapat terurai. Bahkan kantong plastik yang degradble sekalipun tetap menyisakan partikel plastik.
Kondisi yang dikhawatirkan adalah dimana berat plastik akan lebih banyak dari ikan di lautan. Sejauh ini memang belum ada penelitian yang mengkajinya. Tetapi degradasi plastik yang dimulai secara mekanik, kimia dan biologis itu lambat laun akan memberikan pengaruh kepada biota dan lingkungan laut.
Sederhana misalnya: plastik yang terdegradasi akan masuk ke dalam tubuh ikan melalui sistem pencernaan. Lalu terakumulasi dalam tubuhnya. Kemudian Ikan tersebut ditangkap oleh manusia dan dijadikan santapan. Bisakah dibayangkan apa yang akan terjadi pada tubuh manusia yang mengonsumsi ikan atau biota lainnya dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama? Resiko keracunan mungkin akan menerpa kita.
Dalam piramida makanan bisa dilihat bahwa predator yang besar akan memakan predator-predator kecil yang berada dibawahnya. Ikan-ikan kecil yang terpapar mikroplastik akan dimakan oleh ikan besar, tuna misalnya. Siklus itu dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi biota laut kita. Irna Sari, PhD mengungkapan hasil riset terbaru yang menunjukkan bahwa 12% dari komoditas ikan penting di dunia mengonsumsi mikroplastik.Jika dibiarkan maka akan menjadi ancaman yang berbahaya.
Di akhir pemaparan, Irna Sari, PhD mengatakan beberapa peneliti telah berpesan bahwa konsern utama tidak hanya pada seberapa banyak jumlah tetapi lebih pada bahan kimia yang berasosiasi dengan plastik tersebut.Â