Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Clitoria Ternatea

1 Juni 2018   14:33 Diperbarui: 1 Juni 2018   17:46 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: suespottedterracegarden.blogspot.com

"Mengamati hal-hal yang biasa dianggap tiada berguna, hanya membuang waktu saja "

Disisi lain dia tetap memaklumi bahwa gonjang-ganjing kehidupan adalah hal lumrah-tak bisa dihindari. Memang begitu adanya harus bisa ditelan dalam-dalam. Harus bisa menerima segala sesuatu dengan kalis. Tak ingin bersusah payah menjelaskan ke seantero dunia 'siapa dirinya'. Dia hanya menyakini bahwa kita, sesama wanita, tentunya bisa saling membaca mata.

Tetapi namanya jatuh, tetap akan terasa sakit juga. Beberapa konsep yang ditawarkan untuk pengembangan desa seperti taka da gunanya. Ketulusan untuk membangkitkan semangat ibu-ibu dusun ini untuk bergerak dan berkarya pun pupus sudah.

Hari ini dia memutuskan untuk memilih pergi.

Setelah mengemasi pakainan di kopernya dan membereskan barang-barang di kamar kostnya: jam dinding, bingkai photo dan cermin dipikir tak perlu dibawa pulang. Lagipula itu akan membuat dia menderita ketika harus berpindah alih dari bus yang satu ke bus yang lainnya.

"Bu, Purwanti izin pamit. Sepertinya kondisi dusun ini teramat sulit untuk dinetralisir. Berita yang beredar di luar sana juga sudah tidak mengenakkan hati. Purwanti menyerah" Kalimat perpisahan itu terucap dengan nada terisak-isak.

"Mengapa tidak bertahan saja satu atau dua bulan lagi nak. Kobaran kebencian itu mungkin akan padam dengan sendirinya, ibupun tak mengerti mengapa nasibmu tidak seperti Riana di dusun sebelah". Ibu berusaha menenangkan Purwanti.

Padahal jika dipikir-pikir tawaran program dari Purwanti di desa ini cukup banyak. Dan semua memiliki prospek yang menjanjikan. Sementara Riana sampai memasuki bulan ketujuh ini tak terlihat ada sesuatu yang 'terbangun' dari dusun sebelah. Gumam Bu Camat dengan mulut komat-kamit.

"Dalam minggu ini akan ada surat dari Kemendes terkait pergantian fasilitator dusun. Semoga kelak yang menggantikan Purwanti sesuai dengan harapan masyarakat dusun ini" Purwanti mengungkapkan dan berusaha tenang. 

Purwanti menyerahkan kunci kamarnya pada Bu Camat dan menarik koper pinknya dengan pelan-pelan.

Di balik pintu terlihat Nurmila, gadis dusun yang sepaham dengan Purwanti. Tangisnya tak bisa ditahan. Mereka berpelukan sembari saling menguatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun