"Abi, aku berterimakasih atas keikhlasan dan kasih sayang tulusnya selama ini" sungguh empat tahun 24 hari hidup bersamamu membuatku harus bersyukur berkali-kali"
kemudian aku melanjutkan pembicaraan, "Tak perlu sibuk-sibuk membawaku fly in the sky abi,
hidup membumi denganmu sudah lebih dari cukup" Aku melepaskan senyum manja, sepertinya ini yang teramat berlebihan.
"Tidak dewi, terbang bersamamu dan melayang bersama kebahagiaanmu adalah impianku. Surat itu akan menjadi bukti bahwa aku pernah menawarkan beberapa pilihan-pilihan kebahagiaan untukmu" abi berusaha menjelaskan secara detail maksud dan tujuan mengapa little romantic letter itu harus dituliskan.
Â
**
Taman Kota
Kembali dibawah langit yang syahdu. Meski taman terlihat agak jauh dari mesjid Al-Huriyah. Tetapi masih terdengar jelas wejangan pagi dari Ustad Al-Haqqi. Mungkin speaker mesjidnya cukup mahal.
"Jamah mesjid Alhuriyah yang dirahmati Allah. Mari kita sama-sama merenungi perjalanan bersama waktu. Kita tentu harus benar-benar mengambil manfaat dari orang lain. Tujuannya adalah mengoptimalkan waktu dengan cara yang paling baik. Kita mungkin akan terkagum bila mengetahui bahwa Al'Qur'anul Karim merupakan Kitab Pertama yang menyodorkan metode manajemen waktu dengan begitu indah. Di setiap ayat terdapat arahan Allah SWT yang mengajarkan kita bagaimana kita menginvestasikan waktu dan mewujudkan kesuksesan dunia dan akhirat.
Al-Qur'an menerangkan tentang urgensi waktu dalam sebuah ayat yang sungguh indah yakni surat Al-Hajj ayat 47: "Dan sungguh satu hari di sisi Rabbmu itu seperti seribu tahun dari apa yang mereka hitung".
Di dalam ayat tersebut diatas kita mendapatkan isyarat bahwa manusia tidak hidup kecuali dengan waktu  sepanjang tujuh puluh tahun, ini artinya dia hidup sepanjang 70:1000 = sekitar 7% dari hakikat satu hari.