Mohon tunggu...
Sularto Aras Hamka
Sularto Aras Hamka Mohon Tunggu... Lainnya - Wakil Kepala Sekretariat Perusahaan Permodalan Nasional Madani (PNM)

Praktisi pemberdayaan, sosiopreneur, penulis buku, motivator bisnis UMKM, motivator anak muda dalam memperbaiki hidup lebih baik. IG dan TikTok @sulartoarashamka.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Milenial dan Gen Z Mengejar Surga

15 Maret 2024   10:43 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:49 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber Foto : Dokumentasi PNM) 

Saat ini di generasi Milenial dan Gen Z memang mendominasi struktur penduduk kita. Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94% populasi. Generasi ini masih berada dalam usia muda hingga remaja awal. Dominasi ini memberikan harapan akan potensi kemajuan dan perubahan di masa depan. Milenial sebagai kelompok yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, menyusul dengan jumlah sekitar 69,38 juta jiwa. Milenial menjadi penduduk dominan urutan kedua dengan presentase 25,87%.

Pada ekosistem masyarakat jumlah terbesar biasanya akan mampu mempengaruhi perilaku masyarakat secara keseluruhan. Kita hari ini mendapati beberapa sifat umum dari generasi milenial dan Gen Z.

Sebagian dari penerlitain menyebutkan memang ada perbedaan karakteristik generasi milenial dan Gen Z, kurang lebih dapat disampaikan di bawah ini :

Idealis

Memahami teknologi dan internet dengan baik

Memahami apa yang dimau dan memiliki ego yang tinggi

Sebagian besar lebih mengandalkan membeli barang untuk keperluan emosional, dibanding kebutuhan untuk kepentingan aset masa depan

Mempertanyakan banyak hal

Sering terjadi perbedaan pendapat dengan atasan yang pada umumnya berasal dari generasi X atau bahkan baby boomer

Adapun karakteristik generasi Z sangat berbeda dibanding generasi milenial yang masih memiliki batasan dalam penggunaan media sosial. Karakteristik generasi Z di dunia teknologi internet ini juga bisa dilihat di dunia kerja, seperti:

Pragmatis

Digital & tech savvy

Lebih menyukai arus pemasaran digital yang menyajikan purpose yang nyata, seperti pembahasan tentang sosial hingga kelestarian lingkungan

Jauh lebih mandiri dan menganggap dirinya bisa menyelesaikan segalanya sendiri

Kurang bisa fokus dalam mengerjakan satu hal karena selalu berusaha multi tasking

Dalam soal perilaku bermasyarak secara umum memang generasi milenial dan gen z bisa disebut sebutan pemuda dan sangat diharapkan untuk membangun peradaban ke depan. Namun kita juga tahu banyak tantang yang harus dihadapi oleh anak muda kita dalam mengejar surga.

Semakin berkembangnya budaya hedonisme dan seks bebas misalnya membuat anak muda kita cenderung mengejar dunia, sehingga melupakan kesenangan yang lebih abadi (surga).

Panduan untuk anak muda dalam mengejar surga paling tidak bisa kita gali dari 2 hadis di bawah ini.

Hadits Pertama: Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah [HR. Ahmad]. Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (4/151), dan at-Thabrani dalam kitab al-Kabr (17/903, no: 853), dan Abu Ya'la (3/288). Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majma' Zawid (10/273), "Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya'la, dan Thabrani, sanadnya hasan."

Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran.

Hadits Kedua: Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Hasan dan Husain adalah tokoh pemuda penduduk surga [HR. At-Tirmidzi]. Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi, kitab al-Mankib, Bab Mankib al-Hasan dan al-Husain Radhiyallahu anhuma , no. 3768

Lalu bagaimana ceritanya sampai Hasan dan Husain adalah sosok pemuda ideal yang harus dimasukkan surga.

Rasulullah SAW punya dua cucu kesayangan yang tak lain adalah putra dari Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Nama Hasan dan Husain pun adalah pilihan dari sang kakek.

Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib, putri bungsu Rasulullah SAW dengan Khadijah, Fatimah Az-Zahra dikaruniai putra pertama yang bernama Hasan. Selang satu tahun kemudian, lahirlah sang adik yang kemudian dikenal dengan nama Husain.

Nama dari dua putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra ini adalah pilihan Rasulullah SAW. Awalnya, sang ayah menamainya Hurban. Lantas diganti menjadi Hasan, demikian pula dengan Husain yang awalnya diberi nama Hurban juga.

Rasulullah SAW yang memberi nama Hasan dan Husain. Dikutip dari buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib oleh Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi, dikisahkan bahwa Rasulullah SAW mengganti nama untuk cucunya ini. Ketika putra pertamanya lahir, Ali bin Abi Thalib menuturkan anaknya diberi nama Hurban.

Ali bin Abi Thalib mengatakan, "Tatkala Hasan lahir, aku menamainya Hurban. Kemudian, Rasulullah SAW datang dan berkata, 'Berikan anakmu kepadaku! Dengan apa engkau me-namainya?" Hurban, jawabku. Rupanya Nabi SAW tidak menyetujuinya dan mengatakan, 'Tidak, namanya adalah Hasan.'

Nama pemberian Rasulullah SAW ini kemudian yang menjadi pilihan. Kemudian saat putra kedua Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra lahir, Rasulullah SAW pula yang memberikan namanya. Awalnya Ali bin Abi Thalib kembali mencoba menamai anak keduanya dengan nama Hurban. Namun lagi-lagi mendapat penolakan dari sang ayah mertua.

"Tatkala Husein lahir, aku pun menamainya Hurban. Lalu, Rasulullah SAW datang dan berkata, 'Mana anakmu, berikan kepadaku. Dengan apa kau menamainya? 'Hurban,' jawabku. Rupanya Nabi SAW kembali tidak setuju. Beliau lantas berkata, 'Tidak. Namanya adalah Husein."

Hal serupa juga kembali terulang kala Muhsin lahir. Putra ketiga Sayyidina Ali ini kembali diberi nama Hurban namun diganti oleh Rasulullah SAW dengan nama Muhsin.

"Ketika Muhsin lahir, aku pun kembali menamainya Hurban. Lalu, Rasulullah SAW datang dan berkata, Berikan anakmu kepadaku. Dengan apa engkau menamainya? "Hurban,' kataku. Lagi-lagi Nabi tidak setuju. Beliau lantas berkata, 'Tidak, namanya adalah Muhsin.' Kemudian beliau berkata, Aku menamai mereka dengan nama anak Harun: Syabbar, Syabbir, Musyabbir."

Cucu kesayangan Rasulullah SAW. Hasan dan Husain kerap disebut sebagai cucu kesayangan Rasulullah SAW. Keduanya memiliki usia yang tidak terpaut jauh sehingga mereka tumbuh, belajar dan bermain bersama. Dikutip dari buku 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi oleh Tethy Ezokanzo, Rasulullah SAW sangat mencintai Hasan dan Husain.

Ketika Hasan dan Husain masih kecil, Rasulullah SAW sering memeluk dan bercanda dengannya. Dikisahkan, suatu hari Rasulullah SAW pernah sujud dalam salat, tiba-tiba Hasan datang dan menaiki punggungnya, selama Sayyidina Hasan di atas punggungnya, beliau tidak bangkit dari sujudnya. Ini menjadi tanda kasih sayang yang ditunjukkan kakek kepada sang cucu.

Sementara Husein masih berumur 6 tahun ketika kakeknya meninggal. Walau demikian, ia sudah mampu mengingat banyak hal tentang Rasulullah SAW. Husain pun sudah bisa meriwayatkan beberapa hadits, di antaranya: "Aku mendengar dari Rasulullah SAW bahwa seorang muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang menerima suatu musibah lalu beberapa lama kemudian ia mengingat kembali musibah itu dan membaca inna lillahi wa inna ilaihi raajiun, maka ia akan memperoleh pahala yang sama dengan ketika ia ditimpa musibah tersebut."

Husain juga dikenal sebagai anak yang cerdas, ia pernah menjelaskan tentang doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika naik perahu. Doa itu adalah surat Hud ayat 41. "Dan dia berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S Hud:41).

"Barangsiapa membaca doa ini, ia tidak akan tenggelam," kata Husein. Hasan dan Husain tumbuh menjadi dua orang yang hebat. Keduanya memiliki ilmu pengetahuan dan dikenal sebagai sosok yang berani dalam berperang membela Islam. Hasan meninggal pada tahun 670 M. Sementara Husain meninggal sepuluh tahun berikutnya yakni pada 680 M.

Untuk menjadi generasi yang mengejar surga maka generasi milenial dan gen z harusnya menjadi pemuda yang hebat, pemuda yang memiliki ilmu pengetahuan dan pemuda yang berani membela Islam. Artinya mereka haruslah taat pada Allah dan Rasulnya dan tetap memberikan banyak manfaat pada sesama.

Ajakan saya untuk pemuda di mana pun tempatnya mari bekerja dengan memberikan yang terbaik. Yang bekerja di BUMN misalnya PNM kiat terus mengajak untuk menjadikan pedoman AKHLAK sebagai rujukan bekerja. Yang bekerja di BUMN lain pun juga begitu. Demikin pula pada yang memilih menjadi bisnisman atau bisnis woman. 

Terus menjaga sikap dan perjuangan untuk membantu yang lain dan menjaga Islam tetap tegak berdiri dengan aksi nyata.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun