PNM kini pantas mengklaim diri sebagai lembaga pemberdayaan terbesar di dunia. Ya PNM saat ini menjadi group lending terbesar di dunia. Catatan sampai dengan akhir 2023, nasabah perusahaan pelat merah ini sudah menembus angka 15,2 juta nasabah.
Bandingkan 15,2 juta nasabah PNM dengan Grameen Bank, lembaga pembiayaan yang fenomenal di Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Grameen Bank yang didirikan pada tahun 1976 dengan Muhammad Yunus sebagai motor sudah disalip oleh PNM.
Sampai dengan November 2023 Grameen Bank secara akumulasi baru menyalurkan pinjaman kepada 10,45 juta orang. Sama seperti PNM, nasabah lembaga itu adalah kaum perempuan.
PNM melakukan lompatan besar semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode pertama. Menurut data, sampai dengan Desember 2016, nasabah aktif PNM baru 443 ribu orang. Bandingkan dengan data pada akhir 2023 yang sudah mencapai 15,2 juta nasabah.
Total pembiayaan dari perusahaan pelat merah itu selama lima tahun terakhir di bawah ini:
Tahun 2019: Rp24,06 triliun
Tahun 2020: Rp23,72 triliun
Tahun 2021: Rp34,52 triliun
Tahun 2022: Rp42,59 triliun
Tahun 2023: Rp70 triliun
Apabila kita akumulasi, dalam lima tahun PNM sudah mengucurkan pembiayaan yang jumlahnya hampir mencapai Rp 195 triliun. Sampai dengan bulan Maret 2024 total penyaluran PNM Rp 244 trilliun.
Dengan mengikut tren data pertumbuhan pembiayaan selama lima tahun terakhir itu, menurut prediksi tentangkita.co, dalam waktu lima sampai tujuh tahun ke depan, total pembiayaan PNM bisa melewati pencapaian Grameen Bank.
Sejak tahun 2021, Presiden Jokowi berulang kali menyampaikan bahwa PNM dengan andalan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) sudah lebih besar dari pada Grameen Bank. Menteri BUMN Erick Thohir pun berulang kali menyampaikan hal serupa.
Presiden Jokowi bahkan menceritakan keberhasilan program PNM Mekaar ketika berbicara di side event di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, pada 30 Oktober 2021. Pertemuan kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara maju itu antara lain membahas pemberdayaan UMKM dan peran perempuan.
Menurut data, 15,2 juta nasabah pelaku usaha ultramikro dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu tersebar di 6.165 kecamatan, 435 kabupaten dan kota di 35 provinsi di Indonesia. Adapun NPL dari pembiayaan Mekaar berada di kisaran 0,5 persen gross.
Transformasi TeknologiÂ
Di dalam ekosistem holding ultramikro itu, PNM bisa tumbuh berkesinambungan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis dan pemberdayaan, serta memastikan kualitas portofolio kelolaan dengan baik.
Tanda-tanda menuju ke arah PNM yang lebih up to date sudah mulai terlihat. Sebagai contoh, debitur digital melalui UMi Corner telah mencapai 64 ribu nasabah dari target 60 ribu nasabah. Database nasabah yang sudah terintegrasi sebanyak 15,1 juta dan pencairan cashless sudah 98,38%.
Nasabah PNM yang tersebar di pelosok negeri tak pernah membayangkan bahwa mereka bakal menjadi bagian dari rantai ekonomi yang inklusif dan akrab dengan penggunaan teknologi terbaru. Saat ini nasabah PNM yg memiliki rekening Simpedes UMi sebanyak 13,5 juta orang. Data PNM menyatakan, posisi saldo di rekening Simpedes sampai dengan 31 Desember 2023 mencapai Rp1,55 triliun dengan rata-rata saldo Rp 115 ribu per rekening.
Holding ultramikro juga membuka peluang nasabah Mekaar untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi Agen BRILink Mekaar. Sampai akhir tahun lalu, jumlah agen BRILink Mekaar sudah mencapai 152 ribu agen.
Melalui holding ultramikro pun sinergi, perseroan itu juga semakin terintegrasi. Sebanyak 3.777 unit program PNM Mekaar telah ter-pairing dengan 2.847 BRI Unit.
Sebagai BUMN pembiayaan, PNM tak sekadar menyalurkan kredit. Perusahaan pelat merah ini juga melakukan pendampingan dan pemberdayaan berbentuk kegiatan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) Nasabah. Saat ini ada 810 ribu kelompok nasabah.
Selama tahun 2023, telah berlangsung kegiatan PKM Bermakna lebih dari 3,9 juta kali kegiatan kepada 550 ribu Kelompok Nasabah. PNM juga menggelar 13.000 kali Pelatihan Lanjutan dengan 725 ribu peserta.
Sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan pemberdayaan itu, selama tahun 2023 PNM membentuk 20 Kampung Madani dan 537 klasterisasi dengan 249,514 orang Ketua Kelompok sebagai Mitra Pemberdayaan.
Sejalan dengan kegiatan pembiayaan, pendampingan, dan pemberdayaan, PNM telah membantu lebih dari 1 juta nasabah untuk mendapatkan Sertifikasi Halal dan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Lantas, sebagai bagian dari kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), di 2023, BUMN pembiayaan ultramikro itu sudah menambah 37 titik Ruang Pintar yang juga memfasilitasi kebutuhan digital masyarakat.
Kegiatan TJSL itu juga dalam bentuk menanam ratusan ribu pohon sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan, memberikan ribuan beasiswa untuk keluarga nasabah dan nonnasabah, serta fasilitasi untuk kelompok masyarakat dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan.
Optimisme 2024
Arief Mulyadi sebagai orang nomor satu di PNM mengaku pada tahun yang baru ini tantangan yang bakal dihadapi tidak lebih ringan dibandingkan pada periode-periode sebelumnya. Dalam tulisan yang dipersembahkan untuk Insan PNM berjudul From The CEO's Desk: Tetap Semangat Memberi Inspirasi, Jadikan Hidup Lebih Berarti, Arief Mulyadi optimistis dengan etos kerja Insan PMN untuk melewati tahun ini.
Arief merasa sangat bangga dengan ketangguhan Insan PNM dan kekompakan insan PNM dalam menjalani 2023. Tahun 2024 adalah tahun optimis di mana PNM harus tetap bergerak melakukan akselerasi pada jumlah nasabah dan jumlah penyaluran pembiayaan.
Jika ada pertanyaan tentang PNM bisa diajukan di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H