adakah sebuah pohon kau cipta
demi menarikan godaan nyata
di atas sana istana
menanti, tapi alpa dan lupa
memanja seperti akhir derita
sejak mengenalmu lewat hamparan ruang sunyi
aku tak ingin Tuhan lain
seperti katanya: kapitalisme apapun itu
aku duduk, berdiri, berjalan
bernafas kuhembus dalam dalam
muaranya hanya padamu.
16-12-2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!