Mohon tunggu...
Sulaiman Addaroni
Sulaiman Addaroni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelacurku

10 Agustus 2017   09:29 Diperbarui: 10 Agustus 2017   09:31 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tibalah petang di kota ku

Nyala lampu di gedung-gedung besar di negeri ku

Lampion jalan raya mengasyikkan mata ku

Memandang kota-kota pelacur di negeri ku

 

Pelacur-pelacur ku

Berpakaian seksi aduhai bodinya

Menjajak-kan barang dagangan yang akan di perjualkannya

Rombengan, original, dan bahkan setangah dari keduanya

Pelacur-pelacur ku....

Berbaris serentak di trotoar jalan raya

Mengusik para pengemudi yang jelalatan matanya

Pelacur-pelacur ku...

Memasang pesona paha di depan lampion jalan raya 

Menunggu hidung belang berkeliaran di kota negerinya

Pelacur ku, menjual barang dagangan apa adanya

Dengan harga murah demi uang karnanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun