Mohon tunggu...
Humaniora

Merancang Pendidikan Sistem Ganda Ideal di SMK (Oleh Sulaiman Sulang, S.S)

8 Februari 2016   12:21 Diperbarui: 8 Februari 2016   14:20 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.      Latar Belakang

Dalam sejarah pendidikan kejuruan dari sejak lahirnya sekolah kejuruan dimassa revolusi industri di Eropa abad ke-18, maka sekolah kejuruan tidak pernah lepas dari kegiatan on the job training atau magang. Kegiatan magang ini adalah salah satu cara agar peserta didik dapat benar-benar mengetahui kompetensi apa saja yang diinginkan dunia usaha dan dunia industri (du/di) dalam mengembangkan perusahaannya saat ini.

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu sistem layanan publik saat ini menghadapi banyak tantangan, terutama ketika menghadapi peningkatan jumlah industri, sedangkan lulusan SMK sebagai calon pekerja baru belum siap menghadapi pekerjaan barunya. Oleh karena itu dalam meningkatkan skill siswa sebagai calon pekerja, maka salah satu cara dalam meningkatkan kompetensinya adalah dengan kegiatan magang.

Magang kerja dalam kurikulum SMK memiliki beberapa nama yaitu, pendidikan sistem ganda (PSG), Praktik Kerja Industri (Prakerin), dan Praktek Pengalaman Lapangan (PKL). Dari beberapa nama ini yang paling sering digunakan adalah PSG, karena mungkin nama pertama selalu menjadi ingatan dan sering digunakan. Tujuan dari pelaksanaan prakerin ini adalah; (1) memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara SMK dan Industri, (2) menghasilkan tenaga kerja yang professional, memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja, (3) meningaktkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas professional, (4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Kegiatan Praktik Kerja Industri (prakerin) di SMK Negeri 6 Malang dilaksanakan oleh Pokja Prakerin dalam naungan unit kerja Waka Humas.Dalam pelaksanaan kegiatan praktik kerja industri (prakerin) tentu saja ada kendala yang dihadapi, kendala ini disebabkan adanya shock culture yaitu perbedaan suasana dari lingkungan belajar di sekolah ke lingkungan kerja di industri yang menyebabkan siswa menjadi tertekan, akhirnya timbullah masalah-masalah seperti siswa sering membolos, siswa merasa tidak diperhatikan, siswa merasa canggung terhadap peralatan baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya, siswa merasa tidak nyaman karena tidak mengenal karyawan lain di perusahaan itu. Sehingga diperlukanlah kegiatan pembimbingan oleh guru dan juga pembimbing industri untuk mengetahui seberapa jauh kesulitan yang dihadapi siswa pada saat melaksanakan prakerin.Kegiatan pembimbingan ini dinamakan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi di SMK Negeri 6 Malang dilaksanakan dengan tujuan antara lain; (1) mendapatkan informasi tentang perkembangan siswa, kesulitan yang dihadapi dan masukan bagi kinerja pokja prakerin selanjutnya, (2) menyelesaikan masalah siswa di Industri dan menyelesaikannya, (3) memperoleh nilai praktik siswa, (4) memberikan rekomendasi dan laporan bagi pokja prakerin di Humas, dan Guru BK serta wali kelas tentang perkembangan dan kesulitan siswa selama mengikuti prakerin.

Karya tulis ilmiah ini berbentuk makalah yang berusaha untuk memberikan gambaran tentang bagaimana metode monitoring dan evaluasi bisa meningkatkan pelayanan prakerin siswa di SMK Negeri 6 Malang.

 

B.  Permasalahan

Permasalahan yang dijabarkan dalam makalah ini adalah;

1.        Bagaimana pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 6 Malang?

2.        Siapa saja yang diberi tugas untuk melaksanakan pembimbingan di Industri?

3.        Apa saja yang dilakukan Guru Pembimbing Prakerin saat melaksanakan Monitoring dan Evaluasi?

4.        Apa saja permasalahan siswa prakerin pada saat dilakukan monitoring dan evaluasi?

5.        Kapan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan?

6.        Bagaimana pelaksanaan monitoring dan evaluasi bisa meningkatkan mutu pelayanan prakerin?

7.        Bagaimana cara mengukur keberhasilan pelaksanaan prakerin ketika sudah terjadi peningkatan pelayanannya?

 

C.  Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1.        Memahami tentang pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 6 Malang.

2.        Mengetahui struktur organisasi dan pelaksana prakerin di SMK Negeri 6 Malang.

3.        Mengetahui tugas-tugas Guru pembimbing prakerin.

4.        Memahami permasalahan siswa pada saat melaksanakan prakerin.

5.        Mengetahui jadwal pelaksanaan monitoring dan evaluasi di SMK Negeri 6 Malang.

6.        Mengetahui proses monitoring dan evaluasi yang bisa meningkatkan mutu pelayanan siswa.

7.        Mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap layanan prakerin.

 

D.      Kajian Teori tentang Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Perundang-undangan pemerintah merupakan landasan teori dan landasan hukum bagi pendidikan kejuruan. Di Indonesia kita bisa melihatnya dalam UU No 2 th 89 tentang Pendidikan Nasional. Pada pasal 11 ayat 3 disebutkan, ”pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Diperbarui UU No 20 th 2003 pasal 18 tentang Pendidikan Menengah. Disebutkan pula dalam PP No 29/90 pasal 1 ayat 3 ”pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan mengengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekrjaan tertentu”, dan ditambah dengan Kepmen No 23/U/97 tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda. Sedangkan dalam kurikulum 2013 penyelenggaraan prakerin disebut praktik kerja lapangan atau PKL tertera dalam Permendikbud No 60 th 2014 tentang Kurikulum SMK.

Selain itu teknis pelaksanaan prakerin terdapat dalam Pedoman Teknis Prakerin SMK Negeri 6 Malang 2014 yang antara lain mengatur tentang;

1.        Prosedur Kegiatan Prakerin, yang menjelaskan tentang alur pelayanan siswa dalam mengikuti kegiatan prakerin dari mulai pendataan pilihan tempat prakerin, pengajuan permohonan prakerin, penerimaan surat balasan persetujuan, pengantaran prakerin, monitoring dan evaluasi prakerin, penjemputan prakerin, ujian presentasi prakerin, penerimaan nilai prakerin dan reorientasi siswa pascaprakerin.

2.        Pembekalan Siswa Prakerin, yang menjelaskan tentang bagaimana sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus disiapkan siswa menghadapi kegiatan praktik di industri. Sikap adalah hal yang paling penting dalam berhadapan dengan industri yaitu antara lain; kedisiplinan, etos kerja, kompetisi, kedewasaan berpikir, tanggung jawab, peraturan ketenagakerjaan, kejujuran, asuransi, kebiasaan ditempat baru, serta norma sosial yang ada.

3.        Pembinaan siswa dan pemberian sangsi. Selama kegiatan prakerin, bila terjadi pelanggaran di perusahaan/industri maka sekolah juga berkewajiban untuk melakukan pembinaan.Kegiatan pembinaan tidak cukup secara lisan, tetapi harus mengikuti prosedur dalam pembinaan siswa.Bukti pembinaan siswa harus tercatat/tertulis agar dapat teradministrasi dengan baik. Kesediaan siswa untuk memperbaiki sikap/perilaku harus dituliskan pada surat pernyataan, sesuai bobot kesalahannya, bukan berdasarkan urutan pemberian peringatan. Meskipun baru melanggar sekali, tetapi bila bobot kesalahannya berat, maka langsung diberikan surat pernyataan III. Guru/personalia yang berwewenang memberikan pembinaan, tertera dalam surat pernyataan, sekaligus memberikan tanda tangan. Oleh karena itu, supaya tidak terjadi kesalahan prosedur, setiap pemanggilan siswa dan orang tua ke sekolah, secara administratif harus melalui pengurus prakerin.Setelah melakukan pendataan, pengurus prakerin menetapkan kategori pelanggaran. Selanjutnya pengurus prakerin membimbing siswa untuk menemui guru/personalia yang terkait.

4.        Penarikan Siswa Kembali Kesekolah.Kegiatan akhir dari siklus prakerin ini adalah penarikan siswa kembali ke sekolah, sesudah mereka berada di perusahaan/industri selama satu tahun.Keberadaan siswa selama satu tahun di perusahaan/industri ini tentu bisa mengubah pola pikir mereka tentang nilai-nilai seperti etika, kebiasaan pergaulan dsb.Pada umumnya pola berpikir mereka cenderung dipengaruhi oleh tata nilai yang berlaku di perusahaan/industri, demikian juga kebiasaan bergaul mereka.Hal ini akan menjadi masalah karena tata nilai/cara bergaul di perusahaan/industri umumnya  tidak sama dengan yang berlaku di lingkungan pendidikan/sekolah.Untuk tidak membuat mereka mengalami “cultural shock” yang kedua kalinya di sekolah yang tadinya mereka telah mengenal tata-nilainya, maka perlu siswa itu dibawa kembali ke lingkungan sekolah dengan tata nilai/etika pergaulan yang berlaku di sekolah, sebelum meraka kembali ke kelas untuk belajar lagi menghadapi Ujian Akhir Semester, Ujian Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi.Dengan demikian maka penarikan siswa kembali ke sekolah meliputi kegiatan reorienrasi siswa. Untuk kegiatan ini siswa sebelum dikembalikan ke kelas tempat mereka belajar, mereka mendapatkan kembali semacam pembekalan tentang; tata tertib sekolah, pemanfaatan waktu luang, Cara belajar yang efektif, menghadapi Ujian Akhir Semester, Ujian Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi.

 

 

 

E.       Pembahasan

Hal-hal yang kami bahas dalam makalah ini adalah tentang jawaban dari permasalahan terera pada poin B.

1.        Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 6 Malang.

Prakerin di SMK Negeri 6 Malang dilaksanakan setiap semester dan dilakukan untuk siswa kelas XI.Setiap semester memberangkatkan sekitar 450 siswa atau 12 sampai 13 kelas.

 

2.        Personel PelaksanaPembimbingan di Industri.

Kordinator  dari kegiatan praktik kerja industri adalah pokja prakerin dalam naungan unit kerja Waka Humas. Sedangkan Guru Pembimbing pada saat monitoring dan evaluasi adalah Guru Pengajar, Wali Kelas, Ketua Kompetensi Keahlian, Guru Produktif dan beberapa Guru Normatif  Adaptif.

3.        Tugas Guru Pembimbing Prakerin saat melaksanakan Monitoring dan Evaluasi.

Memantau kehadiran siswa, memberi masukan bila ada kesulitan siswa,

 

4.        Permasalahan siswa prakerin pada saat dilakukan monitoring dan evaluasi.

Merasa tugas yang diberikan tidak sesuai dengan jurusannya, membolos karena rumah dan du/di jauh, tidak cocok dengan pimpinan, kecanduan game online, pulang terlalu malam, tidak betah ditempat prakerin, sakit tanpa menunjukkan surat dokter, ada gangguan dari karyawan lain, malas berangkat prakerin karena tidak ada motor, tidak ada waktu istirahat, ada tuduhan yang mengganggu, adanya kekerasan, dipecat karena kurang kinerja, tidak masuk tanpa pemberitahuan, dan lain-lain.

 

1.        Waktu Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan.

Minggu pertama setiap bulan.

Lihat tabel:

 

 

JADWAL PELAKSANAAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI

 SEMESTER GENAP TAHUN 2014 / 2015

 

URAIAN KEGIATAN
TANGGAL PELAKSANAAN
PENGANTARAN
05 JANUARI 2015 – 10 JANUARI 2015
MONITORING 1
02 PEBRUARI 2015 – 07 PEBRUARI 2015
MONITORING II
02 MARET 2015 – 07 MARET 2015
MONITORING III

 
06 APRIL 2015 – 11 APRIL 2015
MONITORING IV

 
04 MEI 2015 – 09 MEI 2015
PENJEMPUTAN

 
01 JUNI 2015 – 06 JUNI 2015
 

2.        Bagaimana pelaksanaan monitoring dan evaluasi bisa meningkatkan mutu pelayanan prakerin.

Dari laporan monitoring dan evaluasi yang diberikan oleh guru pembimbing kepada pokja prakerin di humas, apabila ada kasus yang harus segera diselesaikan pada siswa maka akan ada tambahan pelayanan seperti, (1) layanan bimbingan konseling oleh guru BK, (2) layanan pindah du/di, (3) layanan kunjungan tambahan, (4) layanan home visit, (5) layanan prakerin di sekolah dan lain-lain

 

3.        Bagaimana cara mengukur keberhasilan pelaksanaan prakerin ketika sudah terjadi peningkatan pelayanannya?

Pokja Prakerin Humas memiliki cara untuk mengukur kepuasan siswa terhadap layanan prakerin dengan cara memberi angket kepuasan pelanggan, dari angket yang ada prosentase kepuasan siswa masih lebih tinggi daripada yang tidak puas, hal ini menunjukkan bahwa mutu layanan prakerin untuk siswa sudah baik.

Lihat Tabel: Contoh grafik Jurusan RPL

 

 
 
 
TIDAK
YA
 
 
MESS
 
0%
0
 
UANG SAKU
 
48%
16
 
MAKAN SIANG
 
73%
24

PAKAIAN KERJA
 
12%
4
 
LAYANAN KESEHATAN
 
18%
6
 
HARI KERJA
5 HARI
82%
27
 
 
6 HARI
15%
5
 
VOLUME PEKERJAAN
 
100%
33
 
SESUAI KOMPETENSI
 
82%
27
 
PENGAWASAN DU/DI
 
97%
32
 
KOMUNIKASI PEMB.
 
82%
27
 
DISIPLIN KERJA
 
100%
33
 
PELANGGARAN/ KASUS
 
0%
0
 
PENGALAMAN YG DIDAPAT
97%
32
 
 
 

 
TOTAL
 
 
 

 
JUMLAH SEMUA DU/DI
 
33
 
 
 

A.      Kesimpulan dan Saran

1.      Perencanaan manajemen humas merupakan langkah awal suatu kegiatan, SMK Negeri 6 membuat program berdasarkan petunjuk atau acuan renstra dari dinas pendidikan, yang dilakukan melalui rapat dengan semua elemen sekolah.

2.      Kegiatan perencanaan ini dilakukan di awal tahun ajaran baru. Program kerja humas yaitu prakerin, menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan, kunjungan industri, promosi ke sekolah-sekolah, job fair,kerjasama perekrutan siswa kelas XII untuk bekerja di Perusahaan. Pelaksanaan manajemen humas di SMK Negeri 6 Malang dilakukan mulai dari mengirimkan siswa ke perusahaan untuk melaksanakan prakerin,

3.      sekolah bekerjasama dengan DU/DI terutama perusahaan otomotif terbesar di Kota Malang, dengan luar negeri dalam hal pertukaran SDM guru dan siswa, bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan mutu sekolah dan keterampilan siswa serta menjalin silaturahmi dengan masyarakat.

4.      Sekolah juga mengadakan kunjungan industri baik internal maupun eksternal, dan mengadakan kunjungan ke sekolah–sekolah untuk mempromosikan keunggulan sekolah.

5.      SDM guru sangat profesional dan berkualitas di bidangnya terutama untuk membimbing siswa prakerin, fasilitas yang menunjang dalam melaksanakan program humas, serta peran orang tua yang mendukung program prakerin.

6.      Sedangkan yang menjadi kendala atau hambatan yaitu kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dalam program prakerin sehingga ada beberapa siswa yang membolos. Hal ini dijadikan koreksi dan ditingkatkan pengawasannya oleh pihak sekolah untuk lebih mendisiplinkan siswa.

7.      Evaluasi dan pengawasan manajemen humas di SMK Negeri 6 Malang dilakukan oleh kepala sekolah dan waka humas secara langsung dan periodik tergantung dari jenis program kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu perusahaan yang bekerjasama dengan sekolah, turut mengevaluasi kinerja BKK yang ada di SMK Negeri 6 Malang.

8.      Proses  pengawasan yang digunakan sekolah mempunyai kriteria mengacu pada ISO, DU/DI juga mempunyai kriteria tersendiri dalam evaluasi tetapi alat instrumennya yang menentukan pihak sekolah.

9.      Evaluasi program setiap kegiatan bertujuan untuk mencari pemecahan apabila terdapat masalah. Sehingga diharapkan program atau kegiatan tersebut dilaksanakan kembali dapat berjalan dengan lancar dan menjadi lebih baik. Dari hasil evaluasi tersebut dapat menjadi masukan bagi waka humas waka yang lainnya untuk dijadikan dasar dan patokan dalam merumuskan program humas berikutnya

 

B.    Referensi:

1.      UU No 2 th 89 tentang Pendidikan Nasional. Pada pasal 11 ayat 3.

2.      Kepmen No 23/U/97 tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda.

3.      Kurikulum  2013 penyelenggaraan prakerin disebut praktik kerja lapangan atau PKL tertera dalam Permendikbud No 60 th 2014 tentang Kurikulum SMK.

4.      Pedoman Teknis Prakerin SMK Negeri 6 Malang 2014

5.      Baihaqi, Ahmad. 2013. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Studi Kasus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun