Mohon tunggu...
Sulafah Deifa Fazaroh
Sulafah Deifa Fazaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Aliran Tasawuf dan Tingkatannya

21 Desember 2021   11:22 Diperbarui: 21 Desember 2021   11:34 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahapan setelah melalui fana' dan baqa'. Tahap bersatu dengan Tuhan atau sering disebut wahdatul wujud adalah keaadaan dimana seseorang menganggap dirinya telah bersatu dengan Allah, hingga muncul perkataan dirinya adalah Allah dan Allah adalah dirinya. Tahap ini merupakan salah satu tahap tertinggi yang bisa dicapai seorang sufi tapi juga dikatakan bahwa ini adalah sesat dan menyesatkan. Diantara alasan banyak yang menyebut paham ini sesat adalah ketika seseorang itu mengartikan bahwa apabila seseorang sampai di tingkatan ini maka gugur hukum taklif baginya.

Hulul

Hulul menjadi bentuk lain dari ittihad yang diawali oleh Abu Yazid al-Bustami. Hulul adalah ketika Tuhan memiliki tempat di dalam tubuh manusia. Setelah melawati tahap fana' yang menghilangkan sifat kemanusiaan, maka akan tercapai persatuan dengan Tuhan dalam bentuk hulul.

TASAWUF SUNNI

Tasawuf sunni ini mendasarkan ajaran untuk meningkatkan kulitas diri dan memahami syariat pada al-Quran dan Sunnah. Berbeda dengan tasawuf semi falsafi, tasawuf sunni ini memiliki paham yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami. Tasawuf sunni berbeda dengan tasawuf semi falsafi, jika para sufi tasawuf semi-falsafi mengalami syathahiyat, kemabukan spiritual ataupun ekstase, maka para sufi tasawuf sunni berada dalam keadaan sadar atau tidak mabuk. Tasawuf sunni ini mementingkan rasa hormat, takut kepada Tuhan, dan merasa dirinya hanya kecil.

Tokoh-tokoh aliran ini adalah Junaid al-Baghdadi, al-Qusyairi, al-Hiwari, al-Ghazali.

Tasawuf sunni ini menjadikan syariat sebagai tahap awal yang harus dilaksanakan untuk menuju tasawuf. Tujuan akhir tasawuf sunni adalah terbentuknya moral yang sempurna serta mendapat ma'rifat Allah.

Ciri-ciri tasawuf sunni menurut Abu al Wafa, yakni:

  • Melandaskan diri pada al-Qur'an dan Sunnah,
  • Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat, sebagaimana terdapat dalam ungkapan syathahiyat,
  • Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara Tuhan dan manusia,
  • Kesinambungan antara haqiqat dan syari'ah,
  • Lebih berkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak, serta pengobatan jiwa dengan cara riyadlah (latihan mental) dan langkah takhalli, tahalli, dan tajalli.

MASA FALSAFI

Setelah runtuhnya tasawuf semi falsafi pada abad ke-5 Hijriyah, pada abad ke-6 ternyata aliran itu muncul kembali menjadi tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi yang disebut juga sebagai tasawuf nadzari adalah tasawuf yang ajarannya merupakan perpaduan antara mistis dan rasional.

Hampir sama seperti aliran tasawuf semi falsafi, aliran ini menggunakan ungkapan yang filosofis yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun