Di Kalimantan Barat, sebuah kisah transformasi pertanian sedang terjadi di kalangan petani kelapa sawit swadaya. Anggota Aliansi Petani Kelapa Sawit Keling Kumang (APKS KK) telah memulai perjalanan pertanian regeneratif di Kabupaten Sintang, Sekadau, Sanggau dan Bengkayang. Metode ini dipakai sebagai acuan dan panduan bagi para petani yang ingin mulai menggunakan cara bercocok tanam ramah lingkungan sekaligus juga sambil meningkatkan kesehatan tanah, keanekaragaman hayati, mendorong konservasi, memastikan ketersediaan air, meningkatkan penyerapan karbon dioksida - dan, secara keseluruhan, membuat pertanian menjadi lebih tahan terhadap guncangan dan dampak perubahan iklim. Solidaridad mendorong para petani swadaya yang didampingi untuk mulai beralih ke praktik pertanian regeneratif ini sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan iklim dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang sedang terjadi.
APA ITU PERTANIAN REGENERATIF?
Pada dasarnya, pertanian regeneratif adalah pendekatan metode pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah bersamaan dengan melindungi sumber daya dan keanekaragaman hayati. Memulihkan kesehatan tanah akan membantu mengurangi kadar karbon dan menangkap peningkatan kadar karbon dalam tanah serta biomasa tanaman. Tanah yang lebih sehat juga menjadikannya lebih tahan terhadap dampak dari perubahan iklim dan mampu meningkatkan hasil panen, serta membantu meningkatkan kesejahteraan petani.Â
PERTANIAN REGENERATIF SEBAGAI SOLUSI SELAMA MASA TUNGGU
Bambang Marius, Programme Coordinator untuk wilayah Kalimantan Barat di Solidaridad Indonesia menjelaskan, "Pada masa transisi, yang umumnya terjadi ketika petani memasuki tahap peremajaan, seringkali terjadi penurunan pendapatan karena kebun tidak bisa digunakan untuk sementara waktu. Periode ini bisa berlangsung hingga beberapa tahun, agar memungkinkan tanah untuk beregenerasi. Setelah penanaman kembali dimulai, dibutuhkan setidaknya lima tahun hingga tanaman kelapa sawit siap panen. Pengenalan pendekatan pertanian terpadu berdasarkan prinsip-prinsip pertanian regeneratif memberikan petani peluang untuk menghasilkan pendapatan alternatif melalui tanaman buah-buahan, sayuran, atau ternak,"
Manfaatnya - secara sosial ekonomi, dan lingkungan - telah memicu reaksi berantai yang positif di masyarakat luas.
"Seiring berjalannya waktu, bahkan petani yang awalnya kurang berminat pun mulai berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Menyaksikan manfaat nyata yang diperoleh rekan-rekan mereka yang terlibat lebih dahulu, seperti mengakses dana atau bantuan pemerintah, akhirnya dapat mendorong perubahan pola pikir di kalangan petani yang awalnya acuh tak acuh," Nurmanto, Field Officer di wilayah Sintang, berbagi pengalamannya ketika melakukan pendekatan terhadap komunitas petani untuk memperkenalkan pertanian regeneratif di desa mereka.