Teh merupakan minuman yang tak asing lagi bagi kita semua. Meskipun popularitasnya sedikit berada di bawah bayang-bayang kopi, teh masih memiliki penikmat sendiri. Perubahan iklim yang terjadi pasti memiliki dampak bagi berbagai tanaman, tak terkecuali tanaman teh. Bambang Marius, Programme Coordinator West Kalimantan di Solidaridad Indonesia yang berada di Kabupaten Sintang, berbagi sedikit informasi tentang tanaman teh di Kalimantan Barat.
Produktivitas tanaman teh sangat dipengaruhi oleh faktor tanah dan iklim. Berdasarkan syarat tumbuhnya, tanaman teh paling ideal berada pada media tanam atau tanah dengan pH berkisar di angka 4.5-5.6. Untuk elevasi datarannya cukup variatif, bisa di dataran rendah (<800 mdpl), sedang (800-1,200 mdpl), dan tinggi (>1,200 mdpl). Suhu udara yang dianggap paling baik untuk pertumbuhan optimal tanaman teh berada di kisaran 12 hingga 25 derajat Celcius, dengan kelembaban udara di atas 60% dan intensitas sinar matahari hingga 70%.Â
Perubahan iklim yang terjadi secara global sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman, termasuk tanaman teh. Peningkatan suhu di atas suhu optimal untuk tanaman teh dapat berdampak pada penurunan produksi. Pada tahun 2021, suhu maksimum di Kalimantan Barat mencapai 34.6 derajat Celcius, dan suhu minimumya berada di angka 21.40 derajat Celcius. Curah hujan selama tahun 2021 adalah 2,918.4 mm dengan jumlah hari basah sebanyak 208 hari, penyinaran matahari 67.5%, dan kelembabab udara rata-rata berada di angka 79%. Kondisi tersebut membuat Kalimantan Barat menjadi salah satu wilayah tidak ramah untuk tanaman teh, sehingga warga yang ingin membudidayakan tanaman teh harus melakukan berbagai intervensi agar kondisi alamnya bisa memenuhi persyaratan budidaya teh yang sesuai.
Pada tahun 2017, uji coba budidaya tanaman teh di Kalimantan Barat dilaksanakan. Sebanyak 100 pokok tanaman teh diupayakan untuk ditanam di Kabupaten Sintang. Pada fase pembibitan hingga penanaman, tidak ditemukan kendala yang berarti, dan tanaman teh tersebut dapat tumbuh dengan cukup baik hingga berhasil mematahkan mitos bahwa tanaman teh tidak bisa tumbuh di Sintang. Sebenarnya, sejak era 80-an, warga transmigrasi dari daerah Jawa telah mulai membudidayakan teh yang bibitnya mereka bawa dari Jawa. Tanaman teh ini ditanam di pekarangan rumah dan difungsikan sekaligus sebagai pagar. Hasilnya cukup memuaskan dan lebih banyak digunakan untuk konsumsi rumah tangga.Â
Berdasarkan pengalaman di lahan percontohan yang dikelola oleh Solidaridad, ada beberapa catatan penting yang patut dcermati. Budidaya teh di Kalimantan Barat memerlukan intervensi yang berbeda dengan budidaya di wilayah lain yang kondisinya lebih ideal. Misalnya, tanaman pelindung menjadi salah satu syarat penting untuk budidaya teh di Kalimantan Barat. Selain itu, pemilihan lahan yang tepat juga menjadi faktor penting karena sebagian besar wilayah di Kalimantan Barat memiliki tanah gambut. Lahan gambut tidak tidak direkomendasikan menjadi area budidaya tanaman teh. Perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan karena erat kaitannya dengan jenis intervensi yang harus dilakukan, terutama untuk budidaya teh dalam skala besar. Persiapan lahan dan mitigasi perubahan iklim yang tepat sangat diperlukan, terutama untuk mengantisipasi datangnya banjir atau kemarau berkepanjangan. Rekayasa ruang agar bisa memberikan "iklim" yang sesuai bagi tanaman teh menjadi salah satu intervensi yang patut dipertimbangkan.
Sebagai pendapatan alternatif, tanaman teh bisa saja dikembangkan di Kalimantan Barat, mengingat tidak semua area terdiri dari lahan gambut dan luasan lahan yang produktif masih memungkinkan. Kurangnya minat warga untuk melakukan budidaya teh di Kalimantan Barat lebih banyak didorong oleh faktor ekonomi, di mana tanaman sawit dan karet masih menjadi dua primadona utama jika dibandingkan dengan teh karena dianggap memberikan hasil yang lebih signifikan.
Semoga tanaman teh suatu hari bisa menjadi tanaman alternatif yang kompetitif bagi para petani di Kalimantan Barat....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H