Mohon tunggu...
M Sukron Makmun
M Sukron Makmun Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA PRODI PAI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Tanpa ilmu, amal itu tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang sia-sia. Sesama muslim seharusnya hidup seperti layaknya saudara. Ig: sukron_lk1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Islam Nusantara (Suronan, Haul, Ruwahan, dan nyadran)

27 Oktober 2022   19:32 Diperbarui: 28 Oktober 2022   06:36 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Sya'ban artinya bulan spesial, semua amal manusia dlaporkan kepada Allah SWT. Nabi SAW waktu berada di bulan Sya'ban selalu memperbanyak ibadah puasa sunnah, dan melibihi puasa pada bulan-bulan lain, sebagaimana riayat berikut:

asal Aisyah isteri Nabi SAW bahwa beliau berkata; Rasulullah SAW berpuasa sampai kami mengatakan; dia tidak berbuka, dan dia berbuka hingga kami berkata; dia tak berpuasa. serta tidaklah aku melihat Rasulullah SAW menyempurnakan pasa satu bulan sama sekali kecuali pada Bulan Ramadhan, den tidaklan aku melihat beliau dalam satu bulan lebih banyak melakukan pusss daripada berpuasa pada bulan Sya'ban". (H.R.Abu Dawud)

Puasa yang dilakukan sang Rasulullah SAW pada bulan syaban tadi menyampaikan pemahaman bahwa hukum puasa di bulan sya'ban merupakan sunnah, dan perlu dilakukan oleh setiap umat Islam tak terkecuali. 

Terminologi nyadran terambil asal istilah sadran pada baha-sa Jawa yang memiliki arti ziarah, pada bahasa kawi terambil asal istilah sraddha, merupakan upacara peringatan hari kematian seorang. la ialah tradisi Jawa yang tujuannya artinya buat menghormati orang tua atau leluhur mereka, caranya ialah melakukan ziarah kubur dan mendoakan arwah-arwah mereka. Tradisi nyadran didaerah lain dimaknai menggunakan kebersihan makam para leluhur dan famili mereka, dilanjutkan menggunakan kebersihan desa, dengan istilah lain kerja bakti secara massal.

Sumber : Buku Pendidikan Islam Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah, karya Dr. H. Subaidi, M.Pd dan Alex Yusron Al-Mufti, M.S.I

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun