Saya mendaftar sebagai kompasianer, sekitar 30 November 2008. Berarti, beberapa bulan lagi saya genap tiga tahun berada di blog social network kebanggaan Indonesia ini. Kompasiana, selain kebanggaan; juga telah memberikan 2 gadget pada saya karena memenangi lomba yang diadakan Kompasiana. Untuk gadget pertama, saya mendapatkannya karena memenangi lomba menulis pengalaman sepakbola di kampung halaman. Kalau ndak salah, waktu itu lagi musim-musimnya Piala Dunia. Gadget kedua, ialah mobile phone cerdas Blackberry Gemini, yang saya peroleh dari lomba menulis yang diadakan atas kerjasama antara Kompasiana dengan Perbankan Syariah.
Selama saya menulis di koran, honor tulisan selalu habis tak bersisa, sehingga tak sempat mengumpulkan untuk membeli gadget dalam menunjang aktivitas saya. Namun, percayakah Anda, bahwa HP dan Smart Phone yang saya pegang saat ini ialah hasil dari ngeblog di Kompasiana. Saya pernah mengidap insomnia karena terobsesi memperoleh gadget dari Kompasiana. Saya juga rela mengurangi aktivitas menulis di koran lokal di Jawa Barat, karena ingin berkonsentrasi menulis di Kompasiana.
Kini, ketika beberapa hari saya tak pernah mengakses internet; di Kompasiana ada yang baru dan segar. Edisi cetak sisipan FREEZ di HU Kompas, membuka angin segar bagi para penulis dan citizen journalist untuk meningkatkan kualitas konten yang selama ini dianggap remeh. Kompas -- dengan Kompasiana -- menjadi sebuah perusahaan media yang memiliki civic journalism, sehingga membina kelahiran sisipan FREEZ yang seluruh kontennya disumbang oleh kompasianer, sehingga tak diragukan lagi kualitas tulisannya. Fenomena FREEZ yang berangkat dari kultur online ke kultur cetak, seolah membalikkan anggapan bahwa koran cetak akan dikalahkan koran online.
Kang Pepih, sebagai admin dan penggagas Kompasiana, dengan menawarkan proposal penerbitan edisi print dari barudak kompasiana, seakan tengah melakukan aksi nekat. Akan tetapi, aksi nekat pengelola Kompasiana, tentunya akan berdampak positif terhadap terciptanya civic journalism dan citizen journalism; sebagai penunjang iklim demokrasi.
Maka semestinya setiap media memiliki political will untuk membangun jejaring di dunia maya dengan menciptakan media-media alternatif. Inilah yang disebut oleh pakar media dengan civic journalism, di mana pada kesadaran praktisi media tersimpan kemauan dan usaha mewujudkan media yang berbasis citizen journalism; Kompasiana dan FREEZ adalah wujud dari civic journalism, yang dipegang teguh HU Kompas.
Saya dengan ini, hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kompasiana sebab telah memberikan hadiah berupa 2 gadget, yang aduhai...aduh...asyiknya. Dan, gara-gara banyaknya lomba menulis yang diganjar gadget di kompasiana, kawan-kawan saya menjadi banyak yang mengidap insomnia. Pokoknya, gara-gara gadget di kompasiana mereka geregetan ngeblog di Kompasiana -- yang sempat dikasih julukan -- blog keroyokan dan rumah sehat ini.
Seperti, sekarang ini, hehehe, saya melakukan aksi nekat memposting di microsite KOMPASIANA FREEZ. Hanya berharap bisa mampang di edisi perdana. Hahahahaha...susuganan lah kapake, kata urang Sunda di Bandung mah. Honornya, kan, bisa dipake buat tambah-tambah beli gadget baru...hihihihi...
Selamat terbit FREEZ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H