Mohon tunggu...
S. Faisal
S. Faisal Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Hanya seorang pendidik yang tak akan pernah berhenti tuk dididik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menilai Peringkat PISA di Negeri MAJOI

13 Juli 2022   21:27 Diperbarui: 13 Juli 2022   22:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Laporan hasil survei PISA 2018 memang menjadi tamparan keras bagi para pemangku kepentingan. Membuat berpikir, apa yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia? Adakah cacat dalam kurikulum berjalan? Ataukah tenaga pendidik yang tidak kompeten dalam mengajar peserta didik? Barangkali bisa saja gerangan terjadi. Tapi hal itu tidak sepenuhnya tepat dikatakan.

Apakah perlu mengevaluasi pendidikan guru dan kurikulum? Tentu saja kita tidak dapat menyalahkan pendidik dan perangkat kurikulum yang berlaku karena multifaktor yang mempengaruhi kondisi pendidikan saat ini. Penting melakukan evaluasi pendidikan terhadap semua unsur baik pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik dan peserta didik. 

Evaluasi pada siswa sendiri bukanlah sesuatu yang baru. Perlu adanya tindakan partisipatif semua pemangku kepentingan seperti lembaga pemerintah terkait, masyarakat, guru, peserta didik, dan pihak swasta dalam upaya memajukan pendidikan tanah air. Karena tanggung jawab pendidikan tidak hanya dipegang oleh pemerintah dan sekolah tapi juga keluarga, masyarakat dan pihak swasta.

Terkait pihak swasta sebagai pengguna. Banyak perusahaan partikelir yang membuat perubahan-perubahan dalam dunia industri.  Sebut saja market-place atau e-commerce, taxi-online, kemajuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligent) dan sebagainya. 

Hal ini yang menjadi tantangan revolusi industri 4.0 bagi generasi post-milenial. Di mana dunia kerja akan mengalami revolusi, kebutuhan pasar industri terhadap tenaga sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus berkaitan dengan ilmu pengetahuan terapan semakin tinggi peminat.

Keahlian bahasa pemrograman komputer menjadi kebutuhan utama di era ini, pekerjaan dapat dilakukan di mana saja secara jarak jauh (remote). Seorang tenaga TI mampu mengendalikan sebuah pertemuan bisnis secara online dari lokasi dibelahan dunia manapun. 

Seorang yang memiliki kemampuan operasional perangkat keras dan lunak pun dibutuhkan dalam industri 4.0 sekarang. Tak hanya itu, bahkan youtuber maupun influencer di sosial media juga membutuhkan keahlian dibidangnya. 

Apakah materi-materi keahlian itu diajarkan dalam pendidikan dasar dan menegah masa sekarang? Tentu saja tidak. Padahal, pasar industri memerlukan tenaga-tenaga muda kreatif berkompeten dalam bidang-bidang tersebut.

Jadi, ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam sistem pendidikan nasional kita, yaitu: pertama menyiapkan peserta didik yang mampu menghadapi kemajuan zaman. 

Saat ini industri terus mengalami perubahan, banyak keahlian-keahlian baru yang dibutuhkan pasar seperti kemampuan dalam mengelola akun media sosial, operasional search engine optimization (SEO), editing video (youtuber dan influencer), web developer, code-programmer, dan sebagainya. 

Sayangnya, pendidikan kita tidak menyiapkan tenaga-tenaga andal yang siap bersaing dalam industri. Sehingga tidak sedikit lulusan sarjana yang sulit mencari kerja. Kedua, melahirkan peserta didik yang mampu menganalisis dan menalar secara logika. Ketiga, menyiapkan siswa yang memiliki kapasitas belajar secara terus menerus life-long education.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun