Mohon tunggu...
Sukri
Sukri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen /Tenaga pengajar

Sukri adalah salah satu dosen di perguruan tinggi di Aceh, selain itu juga aktif menulis artikel-artikel yang di publikasikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Tari Saman Dua Hari Dua Malam di Gayo Lues-Aceh

8 Agustus 2022   18:56 Diperbarui: 8 Agustus 2022   22:59 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fb-img-16594039318539879-62f1323108a8b50f47764eb2.jpg
fb-img-16594039318539879-62f1323108a8b50f47764eb2.jpg
Beberapa tahun belakangan ini banyak aktivitas dan rutinitas masyarakat yang tidak bisa dilakukan seperti biasanya, tidak lain disebabkan maraknya penyebaran Wabah Covid-19 yang merajalela khususnya di Gayo Lues Aceh dan Indonesia umumnya. Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah tatanan dan pola kehidupan masyarakat, tidak hanya di Indonesia, bahkan ke seluruh Dunia.

 Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghidari kerumunan/keramaian (social distancing dan physical distancing.). Tatanan atau pola hidup yang sedemikian tidak hanya diperuntukkan masyarakat yang tinggal di Kota, namun sampai pada masyarakat desa.

Segala aktifitas yang berkenaan dengan mengumpulkan orang banyak (membuat keramaian) tidaklah diperbolehkan, sebab tindakan itu dapat memicu penyebaran virus Covid-19 ditengah-tengah masyarakat.

Kabar gembira itu pun datang setelah berbagai upaya preventif  yang dilakukan oleh pemerintah untuk membasmi virus Covid-19 tersebut. Presiden Jokowi mengumumkan bahwa masyarakat diizinkan melepas masker saat berada di ruang terbuka dan tidak padat orang. Hal itu didasarkan atas penangan pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat ini sudah membaik.

"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Sehingga masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Jokowi dalam video pernyataan pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5/2022).

Tak lama kemudian masyarakat Gayo Lues yang selama ini identik dikenal dengan kesenian tradisionalnya yaitu Tari Saman yang lahir lebih kurang pada abad XVI dan hingga saat ini masih terus berkembang dan tetap masih dalam bentuk aslinya.

Tarian ini dapat digolongkan sebagai tari hiburan atau pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu, dan dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, Saman biasanya di lakukan di rumah, lapangan, ada juga yang menggunakan panggung.

Penampilan biasanya dilakukan pada hari-hari besar nasional, upacara perkawinan, hari raya, dan lain-lain. Pertunjukkan biasanya dilakukan pada malam hari, dan bisa berlangsung sampai pagi hari bila dipertandingkan. Tari saman merupakan salah satu media yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.

Saman Jalu biasanya di lakukan dua hari dua malam saja dengan melibatkan lebih dari dua tim yang akan bertanding dengan ketentuan setiap permainan dilakukan oleh dua tim saja sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Pada permainan saman ini, mereka ditemani para gadis beliau dibelakang penari untuk memberikan semangat sambil mengipas-ngipaskan ujung kainnya dengan harapan kelompoknya tampil prima. Mereka adalah para penari-penari bines yang mengenakan busana adat.

Para penari bines tersebut senantiasa menanggapi lontaran syair dari pihak tamu dengan syair-syair simbolis yang bermakna menerima atau menolak keberadaan gadis-gadis ini tidak saja sebagai pendukung tim tuan rumah,mereka juga memberi semangat kepada ti tamu sehingga tidak tertutup kemungkinan setelah pertunjukan, para penari saman dan gadis-gadis tersebut menjalin hubungan yang lebih serius kelak.

Seni saman memiliki fungsi dalam konteks sosial dan budaya. Saman ini hidup karena fungsi-fungsi sosial.

Saman memiliki fungsi-fungsi sebagai: integrasi sosial budaya, kelestarian dan stabilitas budaya, pendidikan, hiburan, mengabsahkan berbagai ibadah dan upacara keagamaan Islam, sebagai sarana dakwah Islam, sebagai saran komunikasi, sebagai permainan spiritualiti Islam, sebagai pendukung mata pencaharian dan lain-lainnya.

Saman Roa Lo Roa Ingi dilakukan selama dua hari dua malam. Pada saat berlangsung Jamu Saman ini masing-masing mencari sahabat (serinen). Jamu Saman ini dilakukan secara bergantian. Caranya adalah sebagai berikut :

1.Mango

Mango dilakuan dengan mengundang pemuda-pemuda kampung lain, biasanya dipilih beberapa orang untuk utusan. Utusan ini membawa tepak (batil) yang lengkap dengan isinya.

2.Persiapan tempat

Tempat persembahan tari saman dibuat teratak (rerampen), luasnya tergantung kepada jumlah penduduk, pada bagian dinding atau pinggir digantung tebu kelapa muda sebagai minuman tamu yang baru diundang.

3.Penyambutan Jamu Saman

Penyambutan tamu (jamu) dilakukan diluar kampung berjarak lebih kurang 1 km atau disesuaikan dengan keadaan tempat atau lapangan. Penyambutan dilakukan dengan Didong Belang (Didong Nalo)

4.Persiapan Makanan

Cara mempersiapkan makanan tamu yang diundang ada dua macam. Pertama, menyiapkan dapur umum memberikan makanan secara serentak, kedua dengan cara membawa serinen ke rumah masing-masing. Hal ini dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak pada saat Mango.

5.Persiapan Persembahan

Persembahan saman pada Jamu Saman dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB setelah selesai salat Isya sampai pukul 04.30 sebelum shalat subuh dan pada siang hari mulai pukul 10.00-12.00 WIB dan dilanjutkan pukul 14.00-00 WIB. Persembahan diawali dengan pidato adat (Melengkan) atau pidato (Keketar) yang dilakukan secara bergantian.

6.Main tari saman

Main tari saman yang pertama dilakukan oleh tuan rumah (sukut) selama 30 menit tanpa diundi kemudian dilanjutkan oleh pihak tamu (jamu). Demikian seterusnya secara bergantian selama dua hari dua malam, hanya berhenti pada saat waktu shalat dan makan saja.

7.Memangka dan Mengging

Memangka adalah grup yang memimpin permainan tari saman sedangkan yang mengikuti tari saman di sebut mengging. Apabila tari saman yang di mainkan tidak dapat diikuti, maka pihak tersebut dinyatakan kalah.

8.Niro Ijin

Niro Ijin dilakukan pada hari (hari yang terakhir). Ada bagian masing-masing penari saman menyatakan permohonan maaf melalui syair (redet) saman. Setelah selesai dilanjutkan dengan tari bines, juga syair (jangin) menyatakan mohon maaf serta sanjungan terhadap tari saman yang sudah dipersembahkan.

Kemudian dilanjutkan dengan melengkan untuk melepas kepulangan tamu yang diantar ke pinggiran kampung setelah diberi nasi (kero selpah) untuk makanan pada saat berhenti ditengah jalan menuju kampung halaman.

Dalam beberapa hari yang lalu banyak masyarakat Gayo di Gayo Lues yang telah melangsungkan Bejamu saman roa lo roa ingi ( saman dua hari dua malam), diantaranya :

Kampung Marpunge Pintu Gayo dengan Kampung Remukut,

Kampung Marpunge pekan,titi dengan Kampung Terlis

Kampung Siongal-ongal dengan Kampung Buntul Musara Rerebe

Kampung Kutelintang dengan Kampung padang Terangun

Kampung kendawi dengan kampung liket (Aceh tenggara).

 Saman roa lo roa ingi ( saman dua hari dua malam ) adalah salah satu ajang menjalin silaturahmi bagi masyarakat Gayo antara kampung yg satu dengan kampung yang lain,,sehingga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kesatuan hidup di dataran tinggi Gayo Lues Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun