sindonews
Siapa yang akan menyangkal kalau AADC2 adalah film yang paling ditunggu saat ini. Setelah belasan tahun tanpa kabar, kini kelanjutan AADC ini hadir kembali di layar tancap. Dulu kita mungkin masih ingusan, masih malu-malunya pedekate, atau mungkin sedang dalam masa-masa difriendzone ama gebetan. Kenangan itu hadir bersama kisah Rangga dan Cinta yang menggenapkan euforia perasaan kita tentang arti sebuah cinta monyet.
Cinta dan Rangga pada akhirnya dulu menjadi standar idaman pasangan para remaja. Para gadis dalam hati bermimpi bisa seperti Cinta, cantik pintar dan punya pacar seperti Rangga. Kaum adam pun tak ketinggalan berkhayal bisa seberuntung Rangga. Kecuali saya tentunya yang tak sedikit pun ingin menjadi Rangga. Bukan karena saya gak ganteng. Bukan karena saya gak ngerti puisi. Tapi karena saya gak ganteng dan gak ngerti puisi.
Dan kini kisah mereka berlanjut seiring bersama perkembangan usia kita.
Keselarasan usia karakter dan alur kisah AADC2 dengan hidup kita menghadirkan kekepoan akut tentunya. Kalau cerita hidup kita sekarang menjadi seperti ini lalu seperti apa kehidupan Rangga dan CInta di dunia paralel sana. Imajinasi kita makin liar. Salah satu imajinasi saya membayangkan mungkin Rangga dulu balik ke Indonesia dan ikut-ikutan trend mendaftar jadi PNS. Terus diterima jadi pegawai DJP. Terus sering disinisin teman-temannya karena tukinnya paling besar tapi giliran sinis balik saat temennya dapat bonus besar malah dibully sampai disumpah-sumpahin. Terus dia bikin puisi galau di Facebook eh malah dikotakin Itjen. Kasihan.
Hadirnya sekuel AADC akhirnya ditunggu karena akan menjadi penggenap imajinasi dan dahaga fantasi kita. Maka dari itu terkutuk sekali para penyebar spoiler yang menghancurkan imajinasi nan belum paripurna ini. Hiks.
Saat kisah Rangga dan Cinta ini akhirnya dirilis, ada rasa senang, haru dan kecewa pastinya. Kecewa karena beberapa hal tak sesuai dengan khayalan bahkan juga logika kita. Kecewa karena ini cerita kok sempurna banget. Kesempurnaan dari segi karakter maksud saya. Bayangkan, 14 tahun berlalu dan Cinta masih kinyis-kinyis layaknya anak yang baru lulus UN, tak kalah dari Sonya Depari.
Tak sedikit pun ada kerutan nampak di wajahnya. Â Bagaimana bisa coba? Di luar sana banyak para gadis banting tulang diet, ke salon, sulam alis, ikut yoga tapi masih aja muncul komedo, plus lemaknya gak ilang-ilang. Ini mbak Cinta malah masih mulus-mulus aja. Apa ini gak bikin cewek-cewek kelas menengah ke atas itu patah arang. Kerja keras mereka dipupus oleh dua jam saja penampilan mbak Cinta. Belum lagi kalau misalnya mereka ini masih belum punya dua anak. Makin skakmat lah. Perih.
Benar-benar bidadari menyebalkan kau, Kak Cinta! Hih!
Tak usah kita banyak membahas cerita dalam film ini. Tanpa skenario yang dahsyat pun saya yakin Cinta dan Rangga sudah mampu membuat kita tercekat menonton film sampai habis. Di film mini versi Line yang cuma 10 Â menit kemarin saja ratingnya tinggi banget apalagi kalau jadi film panjang kan. Sudah percaya aja ama saya. Film ini enak banget kok ditonton. Â Kekuatan AADC sudah bertumpu penuh pada duo karakter Cinta dan Rangga jadi ceritanya seperti apa juga pasti bagus lah. Kalau boleh dibilang kurang, ya kurang Alya saja sih.
Perjumpaan sehari Cinta dan Rangga serta narasi dan dialog di dalamnya yang dibuat menyerupai model cerita trilogi Before Sunrise menjadi inti keseluruhan film. Banyak kisah dan konflik dibangun juga selesai di dalamnya. Perjalanan sehari inilah yang menyeruakkan baper masal bagi para penonton. Kepuasan batin lahir dari adegan demi adegan penuntas kenangan mereka berdua. Boleh dikata perjalanan sehari Rangga dan Cinta ini telah sampai pada level ejakulasi emosional, selangkah menuju orgasme spiritual.
Meski demikian pada akhirnya ruang imajinasi yang hadir setelah akhir film ini tak setinggi pada film yang pertama. Perjalanan seperti telah sampai pada ujungnya. Dan mungkin memang itu yang dinginkan sang produser. Tak apa lah yang penting kita sudah puas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H