Mohon tunggu...
pungipung
pungipung Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Selebriti

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Soto Pak Hadi, Sebenar-benarnya Soto Madura

17 Februari 2016   09:21 Diperbarui: 17 Februari 2016   09:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Soto Madura Pak Hadi"][/caption]Mari lupakan sejenak bebek madura. Kuliner madura bukan hanya tentang itu. Ada juga soto Madura yang sebenarnya sudah duluan beken. Ia merupakan salah satu ikon soto populer di Jawa Timur selain soto sulung, soto Lamongan, dan satu brand soto yang sudah mendunia, soto Ambengan Pak Sadi. (Oh iya, jangan lupakan juga rujak soto yang anti-mainstream, khas Banyuwangi.)

Soto Madura boleh jadi satu genus dengan soto sulung. Sama-sama berbahan utama daging dan jeroan sapi namun dengan sedikit perbedaan pada cita rasa bumbunya. Sebaliknya, soto Madura malah bersaudara jauh dengan soto Lamongan yang kebanyakan berbahan ayam dan bumbunya boros kunir dan serai. Sengaja saya sebut saudara jauh karena sekarang makin banyak orang Madura yang jualan soto Lamongan, padahal genrenya beda kan. Jadinya agak bid’ah gimanaaa gitu.

Nah kalau masih bingung seperti apa itu sebenar-benarnya soto madura, sebagai perkenalan, kunjungi saja Soto Madura Pak Hadi Surabaya di Jl. Pintu Air Raya, Pasar Baru Jakarta. Di sana, dapat dijunpai soto Madura yang masih setia pada khitahnya; kuah keruh yang bumbunya melekat lezat di lidah, daging yang lembut, usus babat yang kenyalnya mengoyak rongga mulut, daging paru gurih nan menggigit, serta harga yang rada mahal dan gak dikasih diskon meski sudah sok akrab ngajak ngobrol tukang sotonya pake bahasa Madura. Maaf, kelepasan curcol.

Soto Pak Hadi jelas tak cukup baik disantap khalayak yang sedang bermusuhan dengan kolesterol. Usus, daging, dan babat yang berkolaborasi apik di genangan kuahnya pasti membuat mereka bergidik ngeri. Tapi bagi yang tak mempunyai pantangan, niscaya varian ini akan membuat lidah tak sabar bercumbu dengannya. Usus-babatnya terasa pulen. Dan yang paling penting sudah diolah bersih sehingga tak tersisa rasa kesat di lidah saat mengoyaknya.

Kalau masih belum puas, masih ada paru goreng yang disediakan sebagai menu pelengkap. Di sini, paru tidak digabung dalam kuah soto namun digoreng tersendiri sehingga bisa dijadikan cemilan penambah selera mendampingi sajian utama. Paru yang crunchy dan dijamin membuat ketagihan. Tidak ada paru goreng asli yang tidak enak, karena tanpa bumbu aneh-aneh pun sebenarnya paru sudah meemiliki rasa dasar yang luar biasa dan amat gurih.

Yang tak saya jumpai hanyalah telur rebus “fillet” dan keripik kentang yang biasanya selalu ada di setiap racikan soto Madura. Tapi tak apalah, mungkin itu dilakukan  demi mengurangi ancaman kolesterol yang sudah terlampau keji di sini.

Bagi anda kaum urban yang berasal dari timur Jawa, mungkin anda akan merasakan sensasi yang sama dengan saya ketika mencecap rasa soto Pak Hadi. Soto ini mampu menghadirkan kenangan akan soto kampung yang masih orisinil, sederhana namun kaya rasa.  

Di antara kepungan resto dan ruko mewah di sekitar Pasar baru, gubug kecil dan rada kumuh Pak Hadi ternyata menyimpan kelezatan yang hakiki. Ia sungguh luar biasa kaya akan khasanah rasa meski harganya tidak cukup murah dan gak ngasih diskon meski anda sudah sok akrab ngajak ngobrol tukang sotonya pake bahasa Madura.

Duh, keceplosan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun