Mohon tunggu...
pungipung
pungipung Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Selebriti

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Skyfall, James Bond Kembali pada Khitahnya

2 November 2012   14:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_214370" align="aligncenter" width="800" caption="forbes.com"][/caption] Agen Eve kesulitan membidik sasarannya. Patrice, pembunuh bayaran yang menjadi targetnya tengah berduel sengit dengan Bond. Di atas atap kereta api yang melaju kencang, Bond berusaha merebut hard disk berisi data para agen rahasia yang kini dicuri lawannya. Misi itu harus segera dituntaskan. Rahasia penting para agen harus dilindungi. Dari markasnya di London, M segera mengambil keputusan. “Tembak,” perintah M kepada agen Eve. Peluru melesat melewati target yang kemudian mengenai Bond. Agen berkode 007 itu pun terjatuh dari atap kereta yang tengah melintasi jembatan. Tubuhnya terhempas hingga ke tebing sungai, lalu terseret arus. Patrice lolos sementara Bond diyakini tewas. Fragmen diatas mengawali film terbaru James Bond yang masih diperankan oleh Daniel Craig. Sekuel ke-23 ini mengisahkan petualangan Bond dan M menghadapi serangan terhadap MI-6. Kejeniusan sang teroris, Siva, membuat mereka selalu kalah satu langkah. Sebagai mukadimah, suara syahdu Adele membuka film dengan manis. Skyfall, lagu yang berjudul sama dengan film, diputar secara utuh dengan diiringi ilustrasi video tersendiri, bukan bagian dari adegan plot film. Suatu hal yang sangat jarang ada pada film-film box office selama ini. Setelah lima puluh tahun sejak kemunculan pertamanya, James Bond akhirnya kembali juga pada khitahnya. Adegan kejar-kejaran dan perkelahian hadir tanpa banyak dihiasi teknologi canggih. Tampaknya produser dan sutradara sengaja berniat merayakan 50 tahun James Bond dengan sebisa mungkin kembali pada pakem awalnya. Kesan “kembali ke mula” disiratkan dalam ucapan Agen Eve saat kembali bertemu Bond di tengah cerita, “the old ways are sometimes the best.” Di bagian akhir kalimat serupa bahkan kembali ditegaskan oleh Kincade, penjaga rumah keluarga James Bond. “Cara-cara lama” ini memang menjadi jiwa Skyfall. Bond pun lebih banyak menggunakan pistol, senjata andalannya sejak awal bertugas. Beberapa kilas balik sejak dari film Bond pertama dihadirkan kembali termasuk mobil Aston Martin DB5 yang pernah dipakai Bond pada tahun 60-an. Tak hanya menonjolkan aksi kekerasan dan kejar-kejaran, Sam Mendes meramu kisah petualangan intelijen ini dengan bumbu drama yang hangat. Konflik batin Silva dan M serta kenangan masa lalu yang menghantui James Bond disajikan dengan sederhana tapi menarik. Bumbu drama ala Sam Mendes memang menjadi pelembut karya bergenre film aksi ini. Maklum, Sam Mendes juga merupakan spesialis film drama Hollywood, seperti American Beauty dan Revolutionary Road. Tidak cukup disitu, Skyfall juga menyisakan kejenakaan dalam kesengitan konflik alur cerita di dalamnya. Simak saja dialog intim kala Bond pertama kali bersua dengan Silva. Bond yang terbiasa dikelilingi wanita cantik dipaksa menerima “sentuhan” menggoda dari Silva. Saling timpal diantara keduanya dengan kalimat-kalimat beraroma homoseksualitas jenaka tak ayal mengundang derai tawa penonton. Daniel Craig seperti biasa tampil dengan balutan tuksedo menawan. Sosok Bond sebagai agen yang gelap dan misterius kini dibawakan Craig dengan lebih manusiawi. Sadar akan fisiknya semakin tua dan kemampuannya juga semakin tumpul, Bond kini tak lagi seangkuh sebelumnya. Hanya satu kekurangan Daniel Craig, ia tidak mampu menghadirkan sosok Bond yang mata keranjang dan pandai merayu wanita. Lawan mainnya, Javier Bardem, juga tak kalah memukau. Tanpa nada suara yang tinggi dan raut dengki yang mencolok, Bardem menampilkan watak jahat Silva yang penuh bara dendam. Ia lihai menyiratkan angkara dibalik kelembutan nada bicara dan lakunya. Tak salah jika banyak kritikus menyamakan kepiawaian Bardem dengan Anthony Hopkins saat memerankan Hannibal Lecter. Melihat respon positif penonton dan kritikus, rasanya tidak akan sulit bagi Bond untuk mencapai puncak Box Office. Menarik ditunggu akankah film yang telah menelan biaya produksi sekitar 150 juta dolar ini juga akan menjadi film Bond terlaris sepanjang masa. Saingannya, Thunderball, telah meraup pendapatan sebesar 1,04 miliar dolar. Mampukan rekor ini dilangkahi Skyfall? Ini yang masih harus ditunggu. Untuk mendapatkan tampilan gambar secara utuh, Skyfall harus dinikmati melalui layar IMAX. Film ini memang dibuat dalam format IMAX sehingga tampilannya di layar standar tidak akan menampilkan seluruh detil gambar aslinya. Tentu tidak rugi menikmati film ini di studio dengan tarif yang lebih mahal karena dibandingkan film-film sebelumnya, Skyfall lebih seru, lebih dramatis, dan lebih memikat. Hanya satu yang kurang, kurang di adegan panasnya….. :p Selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun