Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Teracuni

24 Juli 2018   13:59 Diperbarui: 4 Agustus 2018   10:08 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: DeviantArt

di dalam angkutan umum

di kemacetan lalu-lintas

di kepadatan terminal

di keramaian stasiun

di perumahan sempit

di belantara pabrik

sepanjang waktu terkotori


demi memaklumi hobi mudarat

haruskah dalam hati mengumpat

nafas semakin terasa terhambat

asap menebar sungguh dahsyat

dari bara di setiap bibir laknat


haruskah racun disebar sarana angkutan

pembatasan tingkat emisi tak dihiraukan

gas buang pekat mengotori pernafasan

mengendap pasti tiada terhindarkan


layakkah pabrik melanggar amdal

hanya karena menguasai modal

mempekerjakan kaum marjinal

kemudian berperilaku tak bermoral

merusak lingkungan bertindak asal


inikah dampak teknologi

inikah peradaban masa kini

atau bentuk kesombongan diri

memelihara niat buas naluri

membunuh keji nurani


indah dunia tiada lagi bersih

hidup nan tertatih semakin perih

nikmat karunia yang kian tersisih

tergusur perilaku mengabaikan pedih


kurindu kehidupanku tak teracuni

dunia seakan taman eden berseri

utamakan perilaku menghargai

saling menjaga kebersihan diri

dilandasi tulus kesucian hati

agar citra diri tak hanya mimpi

***

Solo, Selasa, 24 Juli 2018, 13:41

'salam damai penuh cinta'

Suko Waspodo  

suka idea

antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun