Jadi, sesungguhnya yang bermasalah bukanlah para generasi muda dan lalu harus dibuat repot untuk ikut berkampanye gerakan menghargai perbedaan seperti tersebut di atas. Karena sesungguhnya dalam pendidikan mereka sejak  awal sudah dibukakan wawasannya tentang perbedaan.
Pemahaman tentang perbedaan dan keberagaman berlangsung dalam pendidikan karakter dan juga dalam kehidupan beragama masing-masing. Memang dalam perjalanan hidup kita, faktanya para politisi busuklah yang menebar racun intoleransi.
Dengan kondisi yang seperti ini maka seharusnya gerakan kita sebaiknya justru lebih terfokus memerangi secara massive para politisi busuk. Kita harus peka terhadap hasutan-hasutan yang intoleran dan memecah belah bangsa.
Ambisi kekuasaan para politisi busuk harus kita hadapi dengan sikap kritis, terus menerus mendidik diri  dengan tidak mudah tersulut emosi dan terpecah belah. Mendukung pemerintah yang sah yang sudah nyata berusaha menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta semakin memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Perbedaan, keberagaman dan kebebasan harus kita maknai dan hayati sebagai karunia yang luar biasa. Kita mesti bersyukur dengan keberagaman yang ada. Keberagaman sesungguhnya menjadi dasar terbentuknya mozaik indah kehidupan. Merdeka!!!
***
Solo, Senin, 16 April 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea Â