Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wawancara Imajiner dengan PS

6 April 2018   18:46 Diperbarui: 26 Juli 2018   20:09 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: solopos.com

"Partai koalisi permanen dan partai anti Jokowi, sepertinya melihat bahwa tidak  ada masa depan dengan terus mendukung saya. Mereka sekarang fokus pada hasil survey yang menunjukkan ada 20 sampai 30 persen responden yang belum menentukan pilihan presiden atau masih merahasiakan siapa calon pemimpin mereka. Itulah yang ingin disasar koalisi dan partai pembenci Jokowi sambil mencari siapa yang tepat untuk melawan Jokowi."

Wartawan:

"Apakah benar kabar yang beredar bahwa bapak atau pun partai bapak sudah kehabisan biaya?"

PS:

"Sesungguhnya memang begitu. Sebelum ini, partai koalisi melihat adik saya sebagai pendana utama partai. Dia, pernah dinobatkan oleh majalah Forbes tahun 2012, sebagai salah satu pria terkaya di Asia dengan nilai kekayaan 8,5 triliun rupiah. Namun permasalahan bisnis terus mendera adik, apalagi pada tahun 2014 lalu, dia sudah mengeluarkan begitu banyak dana untuk mencoba memenangkan saya yang akhirnya kalah. Kita tahu bahwa untuk pemilihan presiden di negeri ini, untuk memenangkan capres, bisa menghabiskan dana triliunan rupiah. Bahkan ada seorang pengamat menghitung sampai 7 triliun rupiah."

Wartawan:

"Tetapi bukankah adik bapak pernah mengatakan bahwa kesehatan dan logistik jadi pertimbangan untuk menjadikan bapak sebagai capres? Meskipun beliau kemudian buru-buru meralat bahwa logistik sudah siap dan aman."

PS:

"Aaahh... tidak begitu kenyataannya. Jujur inilah yang membuat saya dan partai saya galau. Saya dengar kegalauan ini menular ke satu partai koalisi permanen saya. Bahkan sampai berantem di internal partai."

Wartawan:

"Lalu, bagaimana dengan pernyataan-pernyataan kontroversial anda selama ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun