Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Maaf

18 Juli 2015   07:03 Diperbarui: 18 Juli 2015   08:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik itu saudara, teman, sahabat atau bahkan mantan pacar mungkin pernah mengungkapkan ini, “Aku memaafkan tetapi tidak akan melupakannya” Perkataan ini bisa kepada anda atau kepada orang di sekeliling anda. Sebelum bertanya dan menyayangkan tindakan atau ungkapan tersebut, ada baiknya anda mengetahui mengapa pernyataan tersebut muncul.

Ada dua hal yang menarik dari ungkapan tersebut. Pertama kalau memang anda ingin melabeli dirinya yang mengatakan itu pendendam, toh dirinya masih mau memaafkan. Tetapi, apabila anda juga mempunyai kesimpulan dirinya pemaaf dan pemurah, mengapa tidak mau melupakan masalah yang pernah terjadi?

Tidak bermaksud menyepelekan masalah. Namun, apabila sebuah kesalahan masih tetap terpendam dalam ingatan seseorang, bukan tidak mungkin masalah tersebut akan menjadi bibit permasalahan berikutnya yang tidak kalah hebat. Ujung-ujungnya kekecewaan dan mungkin akan menghilangkan kembali kata maaf.

Jangan pernah menganggap permasalahan ini hanya tertuju pada poin kalau wanita selalu mengutamakan perasaannya, ketimbang logika khas karakter pria. Ada pendekatan lain yang bisa menjawab mengapa fenomena ini terjadi. Jika anda pernah mendengar ilmuwan bernama Jean Piaget. Pasti tidak asing dengan istilah skema.

Diuraikan oleh dia, kalau skema dikaitkan dengan teori memori akan berujung kepada setiap perkataan baik itu yang menyakitkan atau menyenangkan akan diproses oleh memori dan mampu tersimpan selamanya. Jadi, jangan salahkan ungkapan tersebut akan keluar dari mulut nya. Lalu, apa yang bisa anda lakukan agar pintu maaf tersebut tak tertutup dan terkunci dalam ingatan pahit?

Beberapa langkah berikut ini mungkin bisa membantu anda meyakinkan kalau kesalahan yang pernah anda perbuat layaknya dimaafkan dan dilupakan.

Introspeksi

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah introspeksi. Tanyakan pada diri anda apakah tindakan tersebut benar atau salah. Setelah mengetahui kesalahan yang telah anda perbuat, anda pun tidak boleh ada alasan lagi menolak semua konsekuensi atas segala kesalahan.

Buktikan

Setelah mengetahui bahwa apa yang anda lakukan salah, saatnya untuk konsisten membuktikan bahwa anda menyesali kesalahan yang pernah anda perbuat. Jangan pernah memperburuk keadaan dengan melakukan kesalahan yang sama.

Sabar

Istilah kegigihan dan kesabaran adalah kunci sukses, berlaku juga di sini. Meskipun anda sedang melakukan hal yang benar, bukan tidak mungkin dirinya akan tetap memberi respon kurang menyenangkan. Itulah mengapa kesabaran anda dibutuhkan.

Cari Momen Terbaik

Sebuah momen memang kadang membawa perubahan signifikan dalam sebuah usaha. Begitu pula dalam usaha anda mendapatkan maaf yang tulus dari dirinya. Momen Idul Fitri seperti saat ini, jangan anda lewatkan begitu saja. Lupakan rasa sungkan dan segera ungkapkan dengan tulus padanya permohonan maaf anda.

Menerima

Apabila memang memohon maaf dengan tulus, seharusnya anda bisa ikhlas menerima apa pun hasilnya. Jangan sesali semua kebaikan yang telah anda lakukan untuk mendapatkan maaf darinya. Paling tidak anda telah menunjukan padanya seberapa sungguh-sungguhnya diri anda menebus kesalahan.

Semoga sharing pengalaman kecil ini bermanfaat bagi anda.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Sabtu, 18 Juli 2015
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: iwanudin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun