Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi adalah Ungkapan Kejujuran Hati

22 Februari 2014   00:43 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I don’t think you get to good writing unless you expose yourself and your feelings. Deep songs don’t come from the surface; they come from the deep down. The poetry and the songs that you are supposed to write, I believe are in your heart. — Judy Collins

Benar apa yang diungkapkan oleh Judy Collins, dalam penulisan, khususnya penulisan puisi memang pasti situasi kejujuran hati terlibat di dalamnya. Pada umumnya penulisan puisi pasti ungkapan keresahan perasaan penulisnya sesuai dengan tema puisi yang ia tulis.

Puisi cinta biasanya terlahir dari penulis yang sedang mengalami jatuh cinta dan kerinduan yang mendalam terhadap orang yang dicintainya. Jika tidak, minimal ia biasa bergaul dengan kalangan orang muda yang sedang dalam taraf mencari pasangan hidupnya. Pilihan-pilihan diksi yang indah akan mengalir dengan lancar karena semuanya sedang mewarnai suasana hatinya . Cermati penggalan puisi berikut ini.

kucelupkan pena asmara dalam tinta nurani
kutuliskankan kangen sua dalam puisi hati
walau waktu merayap bak siput
yakin jua hasrat kita bersambut lembut

Kegundahan hati juga bisa melahirkan puisi tentang kegundahan, nuansa kegundahan sangat terasa dalam penggalan puisi ini.

kukatakan jingga engkau tak percaya
kuceritakan ungu engkaupun meragu
kuungkapkan putih engkau anggap hanya dalih
kunyatakan hitam engkau menjadi geram
kusiratkan kuning engkau anggap aku sinting
kuucapkan biru engkau anggap aku palsu
kusampaikan merah engkau marah

Untuk mengungkapkan keprihatinan terhadap situasi sekelilingnya seorang penulis puisi dapat mengungkapkannya dalam puisi yang sarat dengan ungkapan jujur apa yang ada di hatinya, seperti dalam penggalan puisi ini .

kami sungguh tak habis pikir
di tempat ini kami lahir
kehidupan telah bertahun kami ukir
sekarang kami sadis diusir

salahkah kami berbeda pemikiran
tentang memaknai Tuhan
mengapa kami disingkirkan
sedang Dia selau memberi kebebasan

Kekaguman yang jujur terhadap keindahan alam pun pasti akan terungkap dengan indah dalam puisi. Coba cermati penggalan puisi ini.

hembusan bayu membelai anggun pinus
jerit bersahutan satwa gunung membuai agung
memadu diri dalam kagum tak harap putus
memagut desah dalam kerinduan tersanjung

tepi ngarai membentang hijau damai
kuhisap tetesan embun di pucuk ilalang
gemericik pancuran bambu kecil sungai
alirkan kehidupan tak pernah usang

Bahkan doa kita pun bisa menjadi puisi yang indah. Penggalan puisi ini menunjukkan hal itu. Silahkan menikmatinya.

Tuhanku ya Allahku
kupersembahkan diriku hanya kepada Mu
apapun yang Engkau perbuat atas diriku
aku terima

akan kujalani dengan senang hati
apapun kehendak Mu padaku
aku bersedia menanggung segala-galanya
di dalam diriku dan di dalam semua ciptaan Mu

Seperti itulah sedikit contoh sederhana yang biasanya muncul dalam puisi. Ungkapan kejujuran yang mengalir dengan jernih. Dalam memaknai puisi juga diperlukan kejujuran hati, tak boleh dengan kemarahan. Seperti di era pemerintahan negara ini dimasa lalu. Banyak penulis maupun penyair kritis yang dipenjarakan hanya karena menulis keprihatinan yang terjadi di masyarakat secara kritis, pemerintah tersinggung. Bukankah pemikiran mestinya dibalas dengan pemikiran; tulisan dibalas dengan tulisan. Bukan dengan kekerasan. Beruntung generasi masa kini sudah mengalami kebebasan dalam berekspresi. Maka sebaiknya gunakan media penulisan untuk menyampaikan ungkapan kejujuran hati.

Sering terungkap oleh mereka yang belum mulai mencoba menulis puisi, bahwa mereka menyukai puisi dan ingin menulis puisi tapi takut puisinya jelek. Sesungguhnya tidak ada puisi yang jelek. Semuanya tergantung yang memaknainya. Kunci utamanya adalah seperti yang diungkapkan oleh Judy Collins – kejujuran hati. Ungkapkan apa adanya yang ada dalam hati dalam karya puisi.

Demikianlah ini sekedar berbagi pengalaman dalam proses kreatif penulisan puisi. Selamat berkarya.

Salam kreatif penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 21 Februari 2014
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: www.kutembak.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun