Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Labu Kuning (Waluh) dan Berbagai Manfaatnya

6 September 2014   17:50 Diperbarui: 4 April 2017   16:38 7222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Labu (Cucurbita spp.) adalah tumbuhan merambat penghasil buah konsumsi berukuran besar bernama sama. Tumbujan ini banyak terdapat di Amerika Utara, Eropa Tengah, Australia, Selandia Baru, India dan negara lainnya. Biasanya, yang dinamakan “Labu” dalam pengertian Waluh atau Pumpkin adalah tumbuhan yang termasuk dalam empat jenis Cucurbita, yaitu Cucurbita Moschata, Cucurbita Maxima, Cucurbita Mixta dan Cucurbita Pepo.

Nama “Labu” secara awam juga disematkan untuk beberapa anggota suku labu-labuan di luar Cucurbita, seperti Bligo, Labu Ular, dan Labu Siam.

Labu berwarna oranye saat baru tumbuh, buahnya juga berwarna oranye. Jika dipotong, buah ini memiliki penampang berbentuk bintang. Berbiji besar dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini banyak mengandung vitamin A.

Tanaman Cucurbita Moschata Durch ini memiliki beberapa nama dalam beberapa bahasa daerah, yaitu Labu Parang (Melayu) serta Waluh (Sunda dan Jawa Tengah).

Tanaman Labu Kuning berasal dari Ambon. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita Maxima Duchenes, Cucurbita Ficifolia Bouche, Cucurbita Mixta, Cucurbita Moschata Duchenes dan Cucurbita Pepo. Kelima species Cucurbita tersebut di Indonesia disebut Labu Kuning (Waluh) karena memiliki ciri-ciri yang hampir sama. Buah Labu Kuning berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30) alur. Ukuran pertumbuhannya cepat sekali, mencapai 350 garam per hari.

Berbagai Manfaatnya

Hasil penelitian dari Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gajah Madamenunjukkan bahwa daun labu berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk dijadikan Kwaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya juga juga bisa menjadi obat cacing pita.

Daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai penangkal kanker. Labu Kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam dan diare. Labu Kuning mengandung Karotenoid (betakaroten), vitamin A dan C, mineral, lemak serta karbohidrat.

Labu mempunyai banyak varietas, dari lebih 40 jenis labu, baru sedikit yang dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan. Di sisi lain, buah dari tanaman merambat ini sangat kaya akan kandungan serat, vitamin, mineral dan air. Banyak pakar gizi dan kesehatan berkomentar kalau Labu bermanfaat untuk kesehatan.

Seperti diungkapkan Prof. Hembing Wijayakusuma, seorang pakar kesehatan alternatif, menurutnya labu dapat mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan panas, diabetes dan memperlancar proses pencernaan.

Dari sekian banyak jenis Labu, Labu Kuning (Cucurbita Moschata) paling sering digunakan dalam masakan. Beragam jenis hidangan bisa dibuat dari buah ini, mulai dari kolak, sup, cake hingga kue-kue basah seperti talam, kue lumpur dan masih banyak lagi jenis masakan yang lain.

Nah, begitu banyaknya manfaat Labu Kuning (Waluh) ini, mengapa tidak kita biasakan untuk sering mengkonsumsinya? Harganya tidak mahal namun menyehatkan kita.

Demikianlah tulisan sederhana ini hanya sekedar berbagi informasi. Semoga bermanfaat.

Salam sehat penuh cinta.

***

Solo, Sabtu, 6 September 2014

Suko Waspodo

www.sukowaspodo.blogspot.com

Ilustrasi: food.detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun