kepalaku pusing tujuh keliling
mengharapkanmu hadir bersanding
sudah diam saja
biarkan aku bertandang dalam hening
kan kukobarkan api asmara
memerah bara mesra di dadamu
kudekap kamu saat aku berkeringat
kamu tersedak oleh parfumku
aroma murahan menyengat
jangan menyela dalam kalimat
kamu tahu aku begitu hebat
raunganku tak akan bisa kamu debat
kuremas jemari kamu tak lagi lentik
meski tak cantik gairahmu menggelitik
kamu pun rupanya pandai berbisik
aku sanggup menjadi delik
luruhkan gairah ini
aku pasrahkan pesona lebih
kamu aku pilih
kerjap matamu tak lagi bening
namun dekapmu tiada banding
sentuhanku ini memang bising
lirih suaraku pun hanya berdesing
kita lalui malam tanpa rembulan
hingga tak tampak gairahmu ketagihan
meski kamu sungguh kecanduan
bercumbu hebat di usang peraduan
lama kugenggam hambar
niatku tadinya sekedar kelakar
namun hasrat jelas terumbar
sampai titik kamu buat gemetar