Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minimnya Penghargaan PMI terhadap Pendonor Darah: Sebuah Tinjauan Mendalam

10 November 2024   16:57 Diperbarui: 10 November 2024   17:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Pendonor darah merupakan sosok yang sangat penting dalam upaya penyelamatan nyawa. Melalui satu kantong darah, para pendonor dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa, memberikan harapan bagi mereka yang mengalami penyakit serius, kecelakaan, atau membutuhkan operasi besar. 

Namun, di Indonesia, terdapat kekurangan apresiasi yang memadai dari Palang Merah Indonesia (PMI) terhadap para pendonor darah. Hal ini memunculkan beberapa kritik dan kekhawatiran tentang dukungan dan penghargaan terhadap mereka yang rela mendonorkan darah secara sukarela.

1. Rendahnya Apresiasi bagi Pendonor Aktif

Pendonor aktif, khususnya mereka yang mendonorkan darah secara rutin, layak mendapatkan apresiasi lebih dari sekadar ucapan terima kasih atau sertifikat penghargaan. Di beberapa negara, para pendonor bahkan diberikan penghargaan berupa insentif kesehatan, pemeriksaan kesehatan gratis, atau program loyalitas. Namun, di Indonesia, apresiasi seperti ini masih terbatas. 

Sebagian besar pendonor merasa bahwa apa yang diberikan PMI belum cukup untuk menghargai kontribusi mereka. Pendonor darah memiliki peran penting dalam menanggulangi krisis darah, dan tanpa dorongan atau penghargaan yang layak, motivasi mereka bisa menurun.

2. Kurangnya Insentif Kesehatan bagi Pendonor

Salah satu bentuk apresiasi yang dinantikan oleh pendonor adalah insentif kesehatan. Pendonor darah kerap menghadapi risiko kesehatan karena mereka perlu menjaga kondisi fisik dan mental agar tetap prima. 

Idealnya, PMI bisa memberikan pemeriksaan kesehatan secara berkala atau layanan kesehatan gratis bagi pendonor aktif. Hal ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga sebagai upaya memastikan bahwa pendonor berada dalam kondisi kesehatan yang baik.

Sayangnya, di Indonesia, program seperti ini belum menjadi prioritas PMI. Pendonor darah seringkali hanya diberikan pemeriksaan dasar sebelum mendonorkan darah, dan tidak ada program kesehatan lanjutan yang bisa mereka akses secara gratis. Padahal, dengan sedikit insentif kesehatan, pendonor bisa lebih termotivasi dan merasa diperhatikan.

3. Kurangnya Transparansi dalam Distribusi Darah

Masalah transparansi juga menjadi perhatian utama di kalangan pendonor. Banyak pendonor mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai distribusi darah yang mereka donorkan, apakah benar-benar sampai pada pasien yang membutuhkan atau justru dijual dengan harga yang cukup tinggi oleh pihak-pihak tertentu. 

Meski PMI memiliki standar operasional yang ketat, transparansi dalam distribusi darah sering kali dirasa kurang. Pendonor berhak mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang bagaimana darah mereka digunakan, demi meningkatkan kepercayaan dan komitmen mereka dalam mendonorkan darah secara sukarela.

4. Kurangnya Edukasi dan Kampanye Terarah

PMI juga masih kurang dalam melakukan kampanye yang terarah untuk mengapresiasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya donor darah. Kampanye yang kuat dan terarah bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan penghargaan terhadap para pendonor darah. 

Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat yang lebih luas juga sangat diperlukan agar mereka sadar akan pentingnya donor darah dan bagaimana kontribusi mereka dihargai oleh PMI dan masyarakat. Kampanye edukasi ini juga bisa membantu mencegah stigma atau kesalahpahaman terkait donor darah.

5. Harapan untuk PMI dan Pemerintah dalam Meningkatkan Penghargaan

Kedepannya, perlu ada upaya nyata dari PMI untuk meningkatkan penghargaan bagi pendonor. Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemberian Insentif Kesehatan: Misalnya, memberikan voucher kesehatan atau layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi pendonor aktif.
  • Program Penghargaan Berdasarkan Jumlah Donor: Memberikan penghargaan khusus bagi mereka yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 10, 25, atau 50 kali.
  • Meningkatkan Transparansi: Melakukan laporan terbuka mengenai distribusi darah dan penggunaannya secara berkala.
  • Kampanye Edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya donor darah, serta menghilangkan stigma dan ketakutan masyarakat akan donor darah.
  • Kemitraan dengan Perusahaan Swasta: PMI bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memberikan insentif atau diskon bagi para pendonor darah.

Kesimpulan

Minimnya penghargaan dari PMI terhadap para pendonor darah masih menjadi tantangan yang perlu segera diatasi. Penghargaan yang memadai dapat menjadi bentuk dukungan moral sekaligus penghargaan terhadap jasa mereka yang begitu berharga. 

Jika PMI dan pemerintah lebih serius dalam memberikan apresiasi dan dukungan kepada para pendonor, diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk berpartisipasi dalam program donor darah.

Sebagai lembaga kemanusiaan, PMI memiliki peran penting dalam menghargai mereka yang berkontribusi dalam misi kemanusiaan ini. Dengan demikian, penghargaan yang layak dan perhatian yang lebih baik terhadap kesejahteraan pendonor akan memperkuat solidaritas kemanusiaan di Indonesia dan menjamin ketersediaan darah bagi mereka yang membutuhkan.

***

Solo, Minggu, 10 November 2024. 4:39 pm

Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun