Mengingat hal ini, ada seruan yang semakin meningkat bagi politisi untuk lebih transparan tentang kesehatan mereka. Nilai kelulusan pada tes kognitif seperti Montreal Cognitive Assessment (MoCA) hanya memberikan kepastian yang terbatas, karena tes tersebut dirancang hanya untuk mendeteksi tahap akhir penurunan kognitif. Tanda-tanda awal sering kali tidak diperhatikan oleh penilaian ini, yang berarti bahwa pemilih mungkin tidak mengetahui kemampuan kognitif kandidat yang sebenarnya.
Pentingnya Transparansi Medis Penuh
Mengingat taruhan tinggi kepemimpinan politik, pemilih berhak mengetahui apakah kandidat mereka secara fisik dan kognitif layak untuk memimpin. Politisi harus didorong, jika tidak diharuskan, untuk merilis catatan medis yang lengkap dan terkini, terutama saat mereka bertambah tua. Kepercayaan publik dibangun tidak hanya pada kebijakan dan janji kampanye tetapi juga pada jaminan bahwa para pemimpin mampu mengelola tanggung jawab jabatan mereka secara efektif.
Meskipun mungkin tidak mungkin untuk menilai secara pasti apakah seorang kandidat politik berada pada tahap awal demensia tanpa pengujian medis yang ketat, sering kali ada cukup banyak tanda-tanda dalam perilaku publik mereka untuk menimbulkan kekhawatiran. Menjelang pemilihan umum, ada baiknya memperhatikan indikator-indikator potensial ini. Bagaimanapun, kesehatan seorang politisi tidak hanya memengaruhi kemampuan mereka untuk memerintah tetapi juga kesejahteraan seluruh bangsa.
Kesimpulan
Usia memang tak terelakkan, tetapi penurunan fungsi kognitif tidak harus menjadi isu yang tidak terlihat dan tidak terucapkan dalam politik. Dengan mendorong transparansi yang lebih besar tentang kesehatan kandidat politik dan mencari tanda-tanda awal penurunan fungsi kognitif, para pemilih dapat membuat pilihan yang lebih tepat.
***
Solo, Rabu, 23 Oktober 2024. 7:03 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H