Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Demam Musik dalam Bentuk Kaset Kembali Melanda Dunia, Tren Nostalgia atau Gaya Hidup Baru?

7 Oktober 2024   09:48 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:59 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Komunitas dan Pengaruh Budaya Populer

Budaya pop juga memainkan peran besar dalam kebangkitan kaset. Film-film seperti Guardians of the Galaxy dengan soundtrack klasiknya yang dirilis dalam format kaset, serta tren mode retro, telah mendorong minat baru terhadap format ini. Media sosial juga memperkuat tren ini, di mana penggemar membagikan foto-foto koleksi kaset mereka di Instagram, TikTok, atau Twitter, menciptakan komunitas digital yang terus berkembang.

Beberapa toko musik bahkan melaporkan kenaikan permintaan kaset, sementara festival musik dan pameran kaset mulai bermunculan di berbagai tempat, menandakan bahwa tren ini semakin luas.

Tren Masa Depan atau Sekadar Gelombang Sementara?

Meskipun tren kaset tampak kuat saat ini, pertanyaannya adalah apakah fenomena ini akan bertahan dalam jangka panjang atau hanya sekadar gelombang nostalgia sementara. Para pengamat memperkirakan bahwa kaset mungkin tidak akan menjadi media dominan, tetapi akan tetap bertahan sebagai segmen niche dalam industri musik.

Di era digital, kaset menjadi semacam reaksi balik terhadap kehidupan yang serba cepat dan instan. Ini mencerminkan kerinduan akan pengalaman yang lebih lambat, lebih fokus, dan lebih berakar dalam hubungan manusia dengan musik. Bagi mereka yang menghargai pengalaman musik yang lebih personal dan tak tergantikan, kaset adalah lebih dari sekadar tren nostalgia; ia adalah simbol gaya hidup baru yang mengutamakan kepuasan emosional dan koneksi dengan karya seni.

Penutup

Kaset mungkin tidak akan pernah kembali mendominasi seperti dulu, tetapi jelas bahwa media ini telah menemukan kembali relevansinya di tengah perubahan budaya musik. Kegilaan ini lebih dari sekadar nostalgia; ini adalah pernyataan tentang bagaimana kita menghargai musik dan pengalaman fisik di tengah era digital yang serba cepat. Fenomena ini adalah bukti bahwa dalam setiap revolusi teknologi, selalu ada ruang untuk menghargai masa lalu dan menemukan sesuatu yang baru di dalamnya.

Syukurlah, penulis sendiri sampai saat ini masih mengoleksi dan merawat kaset yang jumlahnya sekitar seribu keping. Penulis mengoleksinya sejak tahun 1980-an dan baru berhenti membeli kaset sejak industrinya mulai menghilang pada tahun 2000-an. Kondisinya masih terawat dan sangat istimewa.

***
Solo, Senin, 7 Oktober 2024. 9:07 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun