Cemburu yang Sehat vs. Tidak Sehat
Cemburu tidak selalu buruk. Dalam kadar yang wajar, cemburu bisa menjadi sinyal bahwa seseorang peduli dengan pasangannya dan ingin menjaga hubungan tetap erat. Namun, ketika cemburu berubah menjadi perilaku posesif atau kontrol, itu bisa berbahaya bagi dinamika hubungan.
Perlu diingat bahwa cemburu yang sehat biasanya didiskusikan secara terbuka dalam hubungan. Kedua pasangan harus merasa nyaman untuk membicarakan perasaan mereka, termasuk ketidakamanan yang mereka rasakan. Dengan demikian, cemburu tidak menjadi bibit konflik yang merusak, melainkan kesempatan untuk memperkuat komunikasi dan saling memahami satu sama lain.
Kesimpulan: Apakah Cemburu Selalu Tanda Cinta?
Tidak selalu. Cemburu bisa menjadi tanda cinta jika itu muncul sebagai ekspresi dari kepedulian dan rasa ingin melindungi hubungan. Namun, jika perasaan ini berkembang menjadi rasa posesif, kontrol, atau ketidakpercayaan, maka cemburu lebih mencerminkan masalah personal daripada cinta sejati.
Cinta yang kuat dibangun di atas kepercayaan, komunikasi, dan kebebasan. Dalam hubungan yang sehat, cemburu mungkin muncul, tetapi itu bukan fondasi dari cinta. Sebaliknya, cinta sejati adalah ketika seseorang merasa aman, dihargai, dan bebas untuk menjadi dirinya sendiri tanpa takut akan cemburu yang berlebihan.
***
Solo, Minggu, 6 Oktober 2024. 3:20 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H