Popularitas rokok elektrik yang meningkat, yang awalnya dianggap sebagai alternatif yang lebih aman untuk merokok, telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terus berkembang. Meskipun awalnya dikembangkan pada awal tahun 2000-an untuk membantu para pecandu nikotin menghindari efek berbahaya dari rokok tradisional, rokok elektrik telah memicu konsekuensi yang tidak diinginkan. Alih-alih hanya membantu para perokok saat ini untuk berhenti, rokok elektrik telah menarik generasi muda baru untuk menggunakan nikotin, dengan kaitan yang mengkhawatirkan dengan inisiasi penggunaan tembakau dan ganja di kemudian hari.
Wawasan Utama
- Penggunaan rokok elektrik oleh remaja sangat berkorelasi dengan inisiasi penggunaan tembakau dan ganja di kemudian hari.
- Hubungan tersebut signifikan secara statistik dan menyoroti potensi strategi pencegahan.
- Mengurangi penggunaan rokok elektrik di usia dini pada remaja dapat membantu menunda atau mencegah konsumsi tembakau dan ganja di masa mendatang.
Evolusi Rokok Elektrik dan Konsekuensi yang Tidak Diinginkan
Saat rokok elektrik pertama kali diperkenalkan, janjinya tampak jelas: memungkinkan individu untuk memuaskan keinginan mereka akan nikotin tanpa menghirup produk sampingan yang berbahaya dari pembakaran tembakau, seperti tar dan abu.Â
Selain itu, ada optimisme bahwa rokok elektrik dapat membantu menghentikan kebiasaan merokok, memberikan alternatif yang lebih aman bagi perokok lama. Namun, segera menjadi jelas bahwa rokok elektrik juga menjadi pintu gerbang bagi non-perokok, khususnya kaum muda, untuk menjadi kecanduan nikotin.
Yang tidak diantisipasi adalah potensi rokok elektrik untuk memfasilitasi kecanduan nikotin di kalangan anak muda yang belum pernah merokok sebelumnya, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan risiko mereka mencoba tembakau dan mariyuana. Sebuah studi baru yang mencakup delapan tahun (2013-2021) kini telah memperkuat hubungan antara penggunaan rokok elektrik di kalangan anak muda dan permulaan penggunaan zat-zat ini.
Temuan Statistik: Angka yang Mengkhawatirkan bagi Remaja dan Dewasa Muda
Studi yang diikuti oleh remaja berusia 12-17 tahun dan dewasa muda berusia 18-25 tahun ini menyoroti seberapa besar dampak penggunaan rokok elektrik terhadap permulaan penggunaan zat. Remaja yang menggunakan rokok elektrik ditemukan memiliki kemungkinan 21 kali lebih besar untuk mulai merokok rokok tembakau tradisional dan hampir 7 kali lebih besar untuk mulai menggunakan mariyuana dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan rokok elektrik.Â
Ketika produk tembakau non-rokok lainnya dikombinasikan dengan rokok elektrik, kemungkinan untuk mulai menggunakan rokok tembakau melonjak hingga 53 kali lipat di kalangan remaja.
Studi ini juga mengungkapkan tren serupa untuk dewasa muda, dengan mereka yang menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan 11 kali lebih besar untuk mulai merokok dan 6 kali lebih besar untuk mulai menggunakan mariyuana. Angka-angka ini menyoroti pengaruh signifikan penggunaan rokok elektrik sejak dini terhadap remaja dan dewasa muda, yang berpotensi menempatkan mereka pada jalur penggunaan nikotin dan zat seumur hidup.