Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Peran dan Pengaruh Perempuan dalam Kancah Politik di Indonesia

6 September 2024   09:06 Diperbarui: 6 September 2024   09:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran perempuan dalam politik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Sejak era perjuangan kemerdekaan hingga era modern, perempuan telah menunjukkan kontribusi nyata dalam pembentukan dan perkembangan bangsa. Meski perjalanan perempuan di dunia politik masih diwarnai oleh berbagai tantangan, pengaruh perempuan dalam proses pengambilan keputusan politik di Indonesia terus tumbuh.

Sejarah Peran Perempuan di Politik Indonesia

Perempuan Indonesia telah terlibat dalam politik sejak masa perjuangan melawan penjajahan. Pahlawan-pahlawan perempuan seperti Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, dan Kartini memperlihatkan betapa pentingnya peran perempuan dalam membangun kesadaran kebangsaan dan hak-hak sosial. Pada masa pergerakan kemerdekaan, perempuan berperan sebagai pejuang, penggerak masyarakat, dan pemimpin yang turut serta memerdekakan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, partisipasi perempuan dalam politik semakin jelas terlihat. Pada tahun 1945, setelah kemerdekaan Indonesia, perempuan mulai masuk ke kancah politik formal, ditandai dengan terpilihnya beberapa perempuan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Kebijakan Afirmasi: Kuota 30% untuk Perempuan

Salah satu tonggak penting dalam memperkuat keterlibatan perempuan dalam politik di Indonesia adalah penerapan kebijakan afirmasi, yang mengharuskan partai politik mencalonkan minimal 30% perempuan dalam daftar calon legislatif. Kebijakan ini diperkenalkan melalui Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan representasi perempuan di parlemen dan memecahkan hambatan struktural yang selama ini menghalangi perempuan untuk terlibat secara penuh dalam dunia politik.

Namun, implementasi kebijakan kuota ini masih menghadapi tantangan. Dalam praktiknya, meskipun ada peningkatan jumlah perempuan yang terpilih, banyak dari mereka yang ditempatkan di posisi-posisi yang tidak strategis atau ditempatkan di nomor urut yang kurang menguntungkan. Ini menunjukkan bahwa representasi numerik belum tentu mencerminkan kekuatan pengaruh perempuan dalam pengambilan keputusan politik.

Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Politik

Meski jumlah perempuan di parlemen masih relatif rendah dibandingkan dengan laki-laki, perempuan yang telah berhasil memasuki ranah politik memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan isu-isu sosial, pendidikan, kesehatan, dan hak-hak perempuan. Misalnya, peran mereka sangat terasa dalam advokasi terhadap kebijakan terkait perlindungan perempuan dan anak, serta dalam upaya mendorong terciptanya kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan gender.

Perempuan politisi juga aktif dalam memperjuangkan undang-undang yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial, seperti RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). Keberhasilan RUU ini disahkan sebagian besar didorong oleh tekanan dan advokasi dari politisi perempuan, organisasi perempuan, dan kelompok masyarakat sipil.

Hambatan Perempuan dalam Politik

Meski telah ada kebijakan yang mendorong partisipasi perempuan, hambatan budaya dan sosial masih menjadi tantangan utama. Patriarki yang masih kuat dalam struktur masyarakat Indonesia membuat perempuan sulit untuk memperoleh posisi kepemimpinan dalam partai politik atau jabatan eksekutif. Selain itu, stereotip gender yang menganggap perempuan kurang kompeten dibanding laki-laki dalam urusan politik juga sering kali menjadi penghalang dalam proses rekrutmen politik.

Tekanan ganda yang dialami oleh perempuan juga menjadi faktor penghambat. Di satu sisi, perempuan sering kali harus membagi waktu dan energi antara karier politik dan tanggung jawab rumah tangga. Hal ini membuat perempuan politisi menghadapi tantangan lebih besar dibandingkan rekan laki-laki mereka.

Pengaruh Perempuan dalam Politik: Contoh Nyata

Terlepas dari berbagai hambatan, ada beberapa perempuan yang berhasil menempati posisi penting dalam politik Indonesia, baik di tingkat nasional maupun daerah. Megawati Soekarnoputri, misalnya, mencatat sejarah sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia. Selain itu siapa pula yang tak kenal dengan kehebatan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya yang kini menjadi Menteri Sosial, serta Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Di tingkat legislatif serta aktivis politik beberapa perempuan seperti Puan Maharani (Ketua DPR RI), Grace Natalie (pendiri Partai Solidaritas Indonesia), serta Yenny Wahid menjadi contoh bagaimana perempuan mampu mencapai posisi kepemimpinan strategis dalam struktur politik. Pengaruh perempuan-perempuan ini tidak hanya terbatas pada pengambilan keputusan politik, tetapi juga menginspirasi generasi perempuan berikutnya untuk terlibat dalam dunia politik.

Masa Depan Perempuan dalam Politik

Peran perempuan dalam politik Indonesia terus berkembang, tetapi masih memerlukan banyak perbaikan, terutama dalam hal peningkatan kualitas dan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Perempuan perlu didorong tidak hanya untuk memenuhi kuota, tetapi juga untuk berpartisipasi secara aktif dan memiliki akses yang setara terhadap posisi kepemimpinan di dalam partai politik, parlemen, dan jabatan eksekutif.

Penting juga untuk mendorong perubahan budaya dan sikap terhadap perempuan dalam politik. Pendidikan politik yang lebih inklusif dan pelatihan kepemimpinan bagi perempuan muda dapat menjadi langkah awal yang penting untuk menciptakan generasi politisi perempuan yang lebih kuat dan berpengaruh.

Kesimpulan

Perempuan memainkan peran yang penting dan semakin berpengaruh dalam kancah politik di Indonesia. Meski masih dihadapkan pada berbagai tantangan struktural dan sosial, perempuan terus memperjuangkan hak-haknya dan mengambil bagian dalam pengambilan keputusan politik yang lebih inklusif. Ke depan, dengan dukungan kebijakan yang lebih baik dan perubahan sikap masyarakat, peran perempuan dalam politik Indonesia diharapkan dapat semakin kuat, sehingga menghasilkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan seluruh warga negara.

***
Solo, Jumat, 6 September 2024. 8:51 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun