Memahami Hubungan antara Perubahan Otak dan Perilaku
Wawasan Utama
- Perilaku mengumpulkan atau menimbun barang patologis dapat muncul sebagai akibat dari gangguan neurologis.
- Meskipun jarang terjadi, kondisi neurologis seperti demensia frontotemporal (FTD) dan penyakit Parkinson (PD) merupakan penyebab yang penting.
- Kesadaran di antara keluarga dan teman sangat penting karena kondisi ini dapat memengaruhi perilaku secara signifikan, termasuk perkembangan kecenderungan menimbun barang.
Pendahuluan: Kompleksitas Tersembunyi dari Perilaku Mengumpulkan Barang
Mengumpulkan barang sering kali dianggap sebagai hobi yang tidak berbahaya atau cara untuk melestarikan kenangan. Namun, ketika perilaku mengumpulkan berubah menjadi patologis, hal itu dapat menandakan gangguan neurologis yang mendasarinya. Hubungan antara perubahan neurobiologis dan perilaku sangat mendalam, terutama dalam kasus di mana perilaku mengumpulkan barang baru muncul sebagai gejala penyakit seperti Frontal-Temporal lobe Dementia (FTD) dan penyakit Parkinson (Parkinson's Disease/PD).Â
Perilaku ini, yang sering disalahpahami, memberikan wawasan tentang implikasi yang lebih luas tentang bagaimana fungsi otak memengaruhi tindakan. Artikel ini menyelidiki penyebab organik di balik perilaku ini, dengan meneliti bagaimana perubahan neurobiologis tertentu berkontribusi pada perkembangan pengumpulan patologis.
Frontal-Temporal lobe Dementia (FTD) dan Munculnya Perilaku Mengumpulkan
FTD ditandai dengan degenerasi neuron progresif di lobus frontal dan temporal otak, yang menyebabkan perubahan perilaku dan kepribadian yang signifikan. Di antara perubahan ini, perkembangan minat baru yang sering kali obsesif, seperti mengumpulkan, menonjol.
Lobus frontal memainkan peran penting dalam fungsi eksekutif---perencanaan, pengendalian impuls, dan penilaian. Ketika area ini terganggu karena FTD, pasien mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan karakter dan tidak pantas secara sosial. Perilaku mengumpulkan pada FTD dapat meningkat menjadi penimbunan, didorong oleh berkurangnya pengendalian impuls dan penilaian yang buruk.
 Studi neuroimaging telah menunjukkan bahwa atrofi di daerah tertentu lobus frontal berkorelasi dengan tingkat keparahan perilaku ini. Misalnya, atrofi di korteks orbitofrontal, suatu wilayah yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemrosesan penghargaan, dapat menyebabkan perilaku mencari penghargaan yang tidak normal, yang bermanifestasi sebagai pengumpulan patologis.
Munculnya perilaku ini pada pasien FTD menyoroti dampak yang lebih luas dari disfungsi lobus frontal. Ketidakmampuan untuk mengatur impuls dan menilai konsekuensi tindakan dapat menyebabkan perkembangan perilaku pengumpulan yang obsesif dan sulit dikelola.