Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjelajahi Batasan antara Imajinasi dan Realitas, Merangkul Kekuatan Persepsi

22 Agustus 2024   06:52 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

Imajinasi bukan sekadar pelarian yang aneh; ini adalah alat praktis yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kita. Salah satu contohnya adalah teknik self-hypnosis seperti pelatihan autogenik, di mana individu mengulang frasa yang memicu kondisi relaksasi fisik. Dengan membayangkan sensasi hangat dan berat di anggota tubuh, praktisi dapat mencapai kondisi tenang yang meredakan stres dan kecemasan. Ini adalah demonstrasi yang jelas tentang bagaimana pikiran kita dapat dimanfaatkan untuk memengaruhi kondisi fisik kita.

Demikian pula, fantasi erotis dapat merangsang perasaan keterhubungan, keintiman, dan bahkan perubahan hormonal, yang dapat sangat bermanfaat dalam hubungan atau selama masa kesepian. Fantasi ini memungkinkan kita untuk menciptakan kembali pengalaman emosional yang positif, bahkan ketika keadaan sebenarnya tidak ada.

Fantasi sebagai Alat Penyembuhan

Salah satu penggunaan fantasi yang paling mendalam adalah dalam proses berduka. Ketika orang yang dicintai meninggal dunia, rasa sakit karena ketidakhadiran mereka bisa sangat berat. Namun, dengan terlibat dalam percakapan imajiner dengan almarhum, Anda dapat mempertahankan rasa keterhubungan dan kesinambungan. Bentuk fantasi ini memungkinkan Anda untuk menjaga hubungan dalam pikiran Anda, memberikan kenyamanan dan membantu Anda menavigasi proses berduka.

Seperti yang ditulis Mitch Albom dengan pedih dalam Tuesdays With Morrie, "Kematian mengakhiri kehidupan, bukan hubungan." Sentimen ini menangkap esensi bagaimana fantasi dapat menjaga kehadiran orang yang dicintai tetap hidup di hati dan pikiran Anda, bahkan setelah mereka tiada.

Kesimpulan

Menjembatani kesenjangan antara fantasi dan kenyataan bukanlah tentang kehilangan kontak dengan apa yang nyata; melainkan tentang mengenali kekuatan persepsi dalam membentuk pengalaman kita. Dengan memahami dan menerima cara-cara pikiran kita mengaburkan batasan antara apa yang nyata dan apa yang terasa nyata, kita dapat menggunakan imajinasi sebagai alat untuk dukungan emosional, penyembuhan, dan pertumbuhan pribadi. Dengan demikian, kita memperkaya kehidupan kita, menjadikan batas antara fantasi dan kenyataan sebagai tempat yang penuh kemungkinan dan kenyamanan.

***
Solo, Kamis, 22 Agustus 2024. 6:42 am
Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun