Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menghadapi Tantangan Pengasuhan Bersama: Kunci Kolaborasi dan Keberhasilan

9 Juli 2024   08:13 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels

Menemukan Jalan Tengah dalam Pengasuhan Anak

Pengasuhan bersama yang efektif tidak hanya membutuhkan keterampilan individu dari masing-masing orang tua tetapi juga kolaborasi yang kuat di antara pasangan. Tantangan sering muncul ketika salah satu atau kedua pasangan merasa tidak puas dengan peran mereka sebagai orang tua. Untuk mencapai pola asuh yang sukses, penting bagi pasangan untuk menghormati pendekatan satu sama lain dan menghindari meremehkan atau mengkritik.

Wawasan Utama

  • Pengasuhan bersama yang efektif mengharuskan setiap orang untuk menunjukkan keterampilan, tetapi juga kolaborasi antar pasangan.
  • Kesulitan dalam mengasuh anak bersama dapat muncul ketika salah satu atau kedua pasangan tidak puas dengan peran mereka sebagai orang tua.
  • Pengasuhan bersama yang suportif berarti menghormati pendekatan orang lain; meremehkan adalah mengkritik dan mencampuri.

Tantangan Internal dan Eksternal

Pasangan yang membesarkan anak harus mampu mengelola tantangan dari dalam hubungan mereka (seperti perbedaan temperamen) dan dari luar (seperti faktor stres finansial). Kemampuan untuk berkolaborasi sangat penting dalam menghadapi tantangan umum (seperti bayi yang kesulitan tidur) dan non-normatif (seperti remaja dengan masalah perilaku di sekolah). Kualitas pengasuhan bersama tidak hanya mempengaruhi pasangan tetapi juga kesejahteraan anak-anak mereka.

Pengasuhan Bersama pada Pasangan Utuh dan Terpisah

Istilah pengasuhan bersama sering kali digunakan untuk merujuk pada pasangan yang berpisah atau bercerai, yang harus menciptakan lingkungan aman bagi anak-anak meskipun ada konflik. Namun, pengasuhan bersama juga relevan bagi pasangan utuh yang mungkin menghadapi konflik dalam hubungan mereka yang mempengaruhi pengasuhan anak. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk menyadari dan mengatasi kesulitan dalam pengasuhan bersama.

Menegosiasikan Peran Orang Tua

Salah satu sumber kesulitan adalah ketidakpuasan terhadap peran orang tua. Peran ini mencakup memenuhi kebutuhan emosional anak, mengajari mereka keterampilan sosial, mengelola perilaku buruk, dan menanamkan nilai-nilai positif. Pasangan yang tidak secara eksplisit menegosiasikan peran mereka dapat meningkatkan risiko ketidakpuasan dan konflik. Akar dari perbedaan ini sering kali berasal dari model orang dewasa yang mereka alami selama masa kanak-kanak.

Pola Asuh yang Mendukung vs. Meremehkan

Pengasuhan bersama yang suportif melibatkan menghormati pendekatan satu sama lain dan bekerja sebagai tim. Sebaliknya, meremehkan pola asuh berarti mengkritik dan menginterupsi perilaku orang tua lain. Pasangan dengan keterampilan komunikasi yang terbatas cenderung lebih sering meremehkan daripada mendukung.

Mengatasi Stres dan Penanganan Diadik

Sumber lain dari pengasuhan bersama yang tidak efektif adalah ketika salah satu pasangan kewalahan oleh stres dan yang lain tidak membantu meringankan beban. Penanganan diadik terjadi ketika satu pasangan mengungkapkan kesulitannya dan yang lain memberikan dukungan emosional serta mengambil alih beberapa tugas pengasuhan. Ini sangat berguna saat stres eksternal mengganggu kemampuan pengasuhan.

Pentingnya Konsistensi dan Komunikasi

Konsistensi dalam metode disiplin sangat penting dalam pengasuhan bersama. Inkonsistensi sering kali disebabkan oleh kurangnya komunikasi atau konflik dalam standar perilaku anak dan metode disiplin. Pasangan perlu menunjukkan rasa hormat terhadap keyakinan masing-masing dan bekerja sama untuk menemukan pendekatan yang bisa diterima bersama.

Mengatasi Polarisasi dalam Pengasuhan

Kegagalan menunjukkan rasa hormat dan empati dapat mengakibatkan pasangan terpolarisasi dalam pendekatan pengasuhan mereka. Posisi yang terpolarisasi ini menghentikan kolaborasi dan mengharuskan pasangan untuk mengeksplorasi ketakutan dan tujuan masing-masing, serta memahami perspektif orang lain.

Mengelola Emosi dan Keterampilan Koping Diadik

Pasangan mungkin mengalami emosi yang kuat seperti kemarahan dan kecemasan atas perbedaan dalam pengasuhan. Mengatur emosi ini sangat penting untuk mencegah polarisasi dan mendukung penyelesaian konflik. Metode pengaturan emosi seperti latihan kesadaran, relaksasi fisik, dan pembicaraan positif pada diri sendiri dapat membantu. Pasangan juga bisa saling melatih dalam mengatur emosi sebagai bentuk koping diadik.

Kesimpulan

Menghadapi tantangan pengasuhan bersama membutuhkan keterampilan kolaboratif, komunikasi yang efektif, dan penghormatan terhadap pendekatan satu sama lain. Dengan memahami dan mengatasi kesulitan ini, pasangan dapat menciptakan lingkungan pengasuhan yang mendukung dan konsisten, yang tidak hanya memperkuat hubungan mereka tetapi juga kesejahteraan anak-anak mereka.

***

Solo, Selasa, 9 Juli 2024. 7:57 am

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun